Langganan

Berubah, Begini Peta Politik Wonogiri setelah Pendaftaran Cabup-Cawabup di KPU - Espos Indonesia dari Solo untuk Indonesia

by Muhammad Diky Praditia  - Espos.id Solopos  -  Jumat, 30 Agustus 2024 - 06:00 WIB

ESPOS.ID - Empat ketua DPC parpol menandatangani deklarasi dukungan kepada pasangan Setyo-Imron sebagai cabup-cawabup Pilkada 2024 di Kantor DPC PDIP Wonogiri, Kamis (29/8/2024). (Solopos/Muhammad Diky Praditia).

Esposin, WONOGIRI — Meski tak ada kejutan besar, peta politik Wonogiri berubah setelah masa pendaftaran calon bupati dan calon wakil bupati (cabup-cawabup) peserta Pilkada 2024 di KPU setempat, Kamis (29/8/2024) malam.

Sejumlah parpol yang sebelumnya sudah mendeklarasikan membentuk koalisi memutuskan berpisah jalan dan bergabung dengan koalisi lain. Ada dua poros koalisi parpol yang terbentuk dalam kontestasi Pilkada 2024 di Kabupaten Wonogiri.

Advertisement

Satu koalisi mendukung pasangan Tarso-Teguh Suryono terdiri atas Partai Golkar, Partai Demokrat, PKB, PKS, Partai Buruh, Partai Gelora, dan Partai Perindo.

Mereka tergabung dalam Koalisi Perubahan untuk Maju (PUMA) yang dideklarasikan pada awal Juli 2024. Kala itu ada tujuh parpol parlemen dan 10 parpol nonparlemen yang menyatakan bergabung dalam koalisi itu.

Advertisement

Mereka tergabung dalam Koalisi Perubahan untuk Maju (PUMA) yang dideklarasikan pada awal Juli 2024. Kala itu ada tujuh parpol parlemen dan 10 parpol nonparlemen yang menyatakan bergabung dalam koalisi itu.

Sementara poros koalisi lainnya yaitu pengusung pasangan Setyo Sukarno-Imron Rizkyarno, yakni PDIP, Partai Gerindra, Partai Nasdem, dan PAN. Tiga partai yang disebutkan terakhir awalnya merupakan anggota koalisi PUMA.

Mereka keluar dari koalisi tersebut menjelang tahapan pendaftaran cabup-cawabup di KPU Wonogiri. Kader Partai Gerindra bahkan menjadi cawabup di koalisi yang diberi nama Merah Putih itu.

Advertisement

Partai di tingkat kabupaten tidak bisa menentukan sendiri arah dukungan di Pilkada. Dia mengakui bergabungnya PAN dalam koalisi PUMA pada awal Juli 2024 lalu itu hanya inisiatif dan keinginan partai di tingkat kabupaten.

Tidak Linier dengan Dukungan di Pilgub Jateng

Pada sisi lain, saat PAN membuka penjaringan dan penjaringan cabup-cawabup, ada dua pasangan calon yang mendaftar, yakni Tarso-Teguh dan Setyo-Imron. DPP mengeluarkan rekomendasi kepada pasangan Setyo-Imron sebagai cabup-cawabup.

”Waktu rekomendasi itu turun ke Setyo-Imron, tidak ada masalah di internal PAN Wonogiri walaupun awalnya kami gabung di PUMA. Kader-kader di DPC, tingkat kecamatan paham, karena sejak awal sudah dipaparkan bahwa yang mendaftar di PAN dua pasangan calon itu,” kata Sardi saat ditemui Esposin di Kantor DPC PDIP Wonogiri, Kamis (29/8/2024).

Dia memahami dengan bergabung ke koalisi partai yang mendukung Setyo-Imron, memang tidak linier dengan arah dukungan PAN Jawa Tengah. DPW PAN Jawa Tengah masuk dalam koalisi partai yang mendukung pasangan Ahmad Lutfi-Taj Yasin. Pasangan itu akan melawan pasangan Andika Perkasa-Hendrar Prihadi yang diusung PDIP.

Advertisement

Menurutnya, hal itu tidak menjadi masalah berarti. Sebab kondisi politik di Kabupaten Wonogiri dan Jawa Tengah berbeda. PAN Wonogiri tetap akan mendukung Ahmad Lutfi-Taj Yasin sebagai cagub-cawagub sekaligus mendukung Setyo-Imron sebagai cabup-cawabup.

”Konstituen PAN kan pintar, cerdas-cerdas. Mereka pasti tahu, kalau cabup-cawabup pilih siapa dan cagub-cawagub pilih siapa,” ujar dia.

Ketua DPC Partai Gerindra Wonogiri, Suryo Suminto, menyampaikan bergabungnya Partai Gerindra dan PDIP dalam kontestasi Pilkada 2024 di Kabupaten Wonogiri merupakan hasil dari komunikasi politik. Sejak awal, Partai Gerindra terus menjalin komunikasi dengan parpol manapun meski sempat bergabung dengan koalisi PUMA.

Parpol yang Abstain

Sementara itu, selain perubahan dukungan, ada pula parpol yang pada akhirnya memilih abstain atau tidak mendukung pasangan mana pun seperti yang dilakukan PSI Wonogiri. Ketua DPD PSI Wonogiri, Zulzaim, mengatakan partainya memilih abstain di Pilkada Wonogiri 2024 walaupun sempat bergabung dengan koalisi PUMA.
Advertisement

Alasannya, kepengurusan baru PSI Wonogiri baru terbentuk tiga bulan lalu. Masih banyak pekerjaan rumah yang harus diselesaikan. Mereka kini lebih fokus kepada pembentukan pengurus di kecamatan dan jaringan kader. ”Kami dapat perintah dari pusat untuk abstain dulu,” kata Zulzaim saat dihubungi Esposin, Kamis sore.

Ketua Koalisi PUMA, Bondan Sejiwan Boma Aji, sama sekali tidak mempermasalahkan keputusan parpol yang sebelumnya bergabung dengan Koalisi PUMA dan memilih berubah haluan. Hal itu menurutnya sesuatu yang lumrah dalam politik.

Yang terpenting, kata dia, anggota koalisi PUMA tetap bisa mengusung dan mendukung pasangan Setyo-Imron. Dia juga menyebut koalisi itu saat ini sangat solid.

Ketua DPC PDIP Wonogiri, Joko Sutopo, menyampaikan sejak awal PDIP Wonogiri terus menjalin komunikasi dengan partai politik manapun termasuk mereka yang bergabung dengan koalisi PUMA. Komunikasi itu untuk menyamakan visi dan kepentingan masing-masing parpol.

“Saat komunikasinya ada kesepahaman [dengan partai lain], pasti ada perubahan koalisi [dari koalisi lain yang sudah terbentuk],” kata pria yang akrab disapa Jekek itu.

Advertisement
Suharsih - Jurnalis Solopos Media Group, menulis konten di media cetak dan media online.
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif