Langganan

Beras Organik, Komoditas Unggulan Desa Sukorejo Sragen - Espos Indonesia dari Solo untuk Indonesia

by Galih Aprilia Wibowo  - Espos.id Solopos  -  Rabu, 31 Agustus 2022 - 08:00 WIB

ESPOS.ID - Ketua Kelompok Tani Sri Rejeki Desa Sukorejo, menunjukkan areal persawahan organik di Desa Sukorejo, Kecamatan Sambirejo, Kabupaten Sragen. (Solopos.com/Galih Aprilia Wibowo)

Esposin, SRAGEN--Beras organik menjadi komoditas unggulan dari Desa Sukorejo, Kecamatan Sambirejo, Kabupaten Sragen.

Areal sawah di Desa Sukorejo yang telah tersertifikasi sebagai sawah organik memiliki luas mencapai 141,32 hektare.

Advertisement

Ketua Kelompok Tani Sri Rejeki Desa Sukorejo, Suryanto, mengatakan pada kelompok taninya yang berjumlah 48 orang, dalam satu kali musim tanam bisa memperoleh enam ton gabah.

“Jenis berasnya ada empat, yaitu beras mentik wangi, beras IR 64, beras merah, dan beras hitam,” terang Suryanto pada Esposin di rumahnya Senin (29/8/2022).

Advertisement

“Jenis berasnya ada empat, yaitu beras mentik wangi, beras IR 64, beras merah, dan beras hitam,” terang Suryanto pada Esposin di rumahnya Senin (29/8/2022).

Ia menambahkan beras organik dirintis pada 2010. Dulunya hasil panen tidak sebesar sekarang, namun mulai dari dua ton.

Hal tersebut dikarenakan karena tanah yang biasa terkena pupuk kimia, harus beradaptasi kembali, karena menggunakan pupuk organik.

Advertisement

Pupuk kandang diaplikasikan ke tanah sebelum ditanami. Kemudian sisa biogas yang berbentuk cair bisa digunakan untuk pupuk juga, sebagai perawatan padi dari hama.

“Selain itu kami juga menggunakan pupuk nabati, yang berasal dari air rebusan kentang dan diolah dengan berbagai bahan lainnya. Biasanya proses pembuatannya adalah dua pekan,” tambah Suryanto.

Saat ini ia tengah mengembangkan pupuk cair yang berasal dari fermentasi rumput, namun masih tahap uji coba.

Advertisement

Menurut Suryanto, perawatan pada sawah organik menjadi lebih mudah karena tidak terlalu banyak hama yang menganggu. Hal tersebut dikarenakan musim tanam yang serentak.

Selanjutnya faktor lain adalah ketika tidak menggunakan produk kimia atau memusnahkan salah satu jenis hama. Ia mempercayai rantai makanan alami membantu dalam pembasmian hama.

Untuk harga beras organik sendiri bervariasi, beras mentik wangi dan IR 64 seharga Rp15.000, kemudian beras merah Rp17.000, dan beras hitam Rp20.000. Dengan permintaan beras organik datang dari Jakarta, Purwodadi, dan Surabaya.

Advertisement

Areal sawah di Desa Sukorejo telah tersertifikasi sebagai sawah organik yang memiliki luas mencapai 141,32 hektare.

Untuk mendukung pengembangan padi organik, warga Desa Sukorejo mengembangkan peternakan komunal. Sertifikasi tersebut diperbarui setiap tahun, dan hingga sekarang biaya sertifikasi masih mendapat bantuan dari pemerintah.

Kepala Desa Sukorejo, Sukrisno, mengatakan areal persawahan nantinya bisa diintegrasikan dengan pemanfaatan biogas, sehingga bisa dalam satu tempat. Karena saat ini petani masih harus memikul pupuk kandang dari rumah masing-masing menuju areal persawahan.

“Rencananya di areal persawahan bisa dimanfaatkan sebagai sentra pemanfaatan biogas, kemudian hasil sisa kotoran biogas, yang berbentuk padat untuk pupuk yang diaplikasikan ke tanah. Kemudian hasil cair, bisa disalurkan melalui kincir air yang sudah disiapkan, sehingga bisa secara otomatis menyirami padi,” terang Sukrisno di rumahnya.

Sebagai salah satu upaya diversifikasi tanaman, Pemdes Sukorejo juga tengah mencanangkan Gerakan Tanam dan Makan Jali, yang bisa digunakan sebagai pengganti beras. Hal ini juga merupakan upaya dalam menjaga ketahanan pangan.

Desa Sukorejo juga memiliki nama lain yaitu Deworejo yang merupakan kependekan dari Desa Wisata Organik Sukorejo.

Desa ini tergabung dalam Desa Wisata Betisrejo yakni Jambeyan, Jetis dan Sukorejo.

 

Advertisement
Ahmad Mufid Aryono - Jurnalis Solopos Media Group, menulis konten di media cetak dan media online.
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif