by Redaksi - Espos.id Solopos - Minggu, 18 Desember 2011 - 22:25 WIB
Koordinator tim pemantauan pergerakan tanah di Guyon, Kusdaryanto, mengatakan selama pemantauan dari jarak jauh di Kantor BPPTK Jogja, pihaknya belum mendapatkan laporan berupa SMS dari peralatan itu. Bila ada pergerakan, kata dia, alat yang disebut ekstensometer itu secara otomatis mengirimkan pesan. “Setelah pemasangan, alat itu kami uji cobakan atau trial dan SMS berhasil masuk ke sejumlah nomor ponsel yang didaftarkan, termasuk ke ponsel saya,” jelas Kusdaryanto saat dihubungi akhir pekan lalu.
Pemantauan terhadap pergerakan tanah di Guyon terus dilakukan. Bila selama ini belum ada laporan, berarti tanah di sana belum bergerak. Kusdaryanto mengatakan hujan setiap hari bukan jadi halangan. Setahu dia, SMS tidak terkirim jika sinyal terganggu.
Sementara itu setelah pemasangan peralatan dan ditinggal oleh tim, sejumlah warga di sana dikumpulkan. Mereka diberikan penjelasan serta pemahaman tentang alat yang baru sepekan ditanam di Dusun Guyon. Beberapa poin yang disampaikan oleh tim, imbuh Kusdaryanto, yakni fungsi alat. “Kami memberikan informasi ke warga bahwa alat itu bukanlah alarm atau peringatan dini yang dalam waktu seketika bisa berbunyi saat terjadi longsor. Tapi, alat itu untuk mengukur sejauh mana pergerakan tanah di sana, mengarah ke mana dan seberapa besar pengaruhnya bila terjadi tanah longsor,” jelas Kusdaryanto.
Selain di Guyon, lanjutnya, pihaknya juga melakukan survei pergerakan tanah di Desa Koripan, Kecamatan Matesih. Namun di sana sulit untuk ditemukan titik pergerakan tanahnya sebab wilayahnya terlalu besar.
fas