Esposin, SRAGEN—"Pagi, pagi, pagi, luar biasa!” seru belasan siswa Kelas II SDN 4 Sambi, Kecamatan Sambirejo, Sragen, dari ruang sempit yang sebelumnya berfungsi sebagai musala. Mereka bersemangat belajar meskipun dengan kondisi seadanya karena ruang kelasnya rusak, atapnya runtuh.
Mereka mengikuti kegiatan belajar mengajar (KBM) di bekas ruang musala sejak awal pelajaran baru 2024/2025, sekitar Juli lalu.
Promosi Berbagai Program BRI untuk Mendukung Net Zero Emission di 2050
Hari itu, Senin (2/9/2024), para pelajar SDN 4 Sambi Sragen yang mengikuti KBM belajar bahasa Indonesia. Namun, guru kelas tidak karena sedang sakit. Beberapa hari lalu lalu, guru kelas itu mengalami musibah kecelakaan lalu lintas (lakalantas). Anak-anak belajar sendiri dengan buku panduan yang sudah diberikan. Mereka belajar membaca bersama dan memahami isi bacaan mereka.
Salah satu siswa, Evira, mengaku panas saat siang hari belajar di dalam ruangan itu. Ia merasa tidak seperti belajar di ruang kelas yang sesungguhnya. Tiba-tiba anak yang lain, Zul, menyeletuk menyampaikan keluhannya tentang ruangan yang sumpek. Mereka menginginkan segera bisa belajar di ruang kelas seperti kelas-kelas lainnya.
“Kami inginnya ruang belajar itu luas sehingga nyaman belajar,” ujar Evira mewakili teman-temannya saat berbincang dengan Esposin, Senin pagi.
Di sebelah musala ada lokasi parkir yang juga digunakan untuk KBM siswa kelas IV SDN 4 Sambi Sragen yang hanya berjumlah lima orang. Mereka belajar cukup serius, meskipun tempatnya kurang representatif. Demikian pula para siswa Kelas III yang berjumlah delapan orang belajar di ruang perpustakaan, namun ruangannya lebih nyaman daripada di ruang musala dan area parkir.
SDN 4 Sambi memiliki 71 siswa untuk jenjang Kelas I-VI. Dari enam kelas yang ada, jumlah siswa terbanyak ada di Kelas I sebanyak 19 siswa, Kelas VI sebanyak 15 siswa, Kelas V ada 12 siswa, Kelas II ada 12 siswa, Kelas III ada delapan siswa, dan paling sedikit Kelas IV ada lima orang.
Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Sragen langsung merespons cepat atas laporan atap ruang SDN 4 Sambi yang ambruk. Kabid Pembinaan SD Disdikbud Sragen Suwarno langsung mengecek ke lokasi SDN 4 Sambi untuk memastikan tingkat kerusakannya. Dia menyampaikan sebenarnya sudah ada alokasi anggaran untuk perbaikan ruang pada APBD penetapan 2024 ini senilai Rp78 juta. Dia menerangkan anggaran tersebut rencana digunakan untuk merehabilitasi satu ruang.
“Karena yang rusak ternyata empat ruang maka anggaran yang ada itu fokus digunakan untuk menangani atap ruang yang rusak di tiga kelas yang ada itu. Perbaikannya dilakukan secepatnya karena anggaran sudah tersedia,” ujar dia.