by Wahyu Prakoso - Espos.id Solopos - Kamis, 10 Maret 2022 - 15:16 WIB
Esposin, SRAGEN — Sejumlah pemerintah desa di Sragen berinisiatif membuat rumah penangkaran burung hantu. Tujuannya untuk menjaga populasi hewan predator tikus tersebut dan menjaga keseimbangan ekosistem.
Salah satu desa yang membangun tempat karantina burung hantu ini adalah Desa Gentan Banaran, Kecamatan Plupuh. Tempat penangkaran itu ditempatkan di kantor desa setempat.
Tempat penangkaran burung hantu itu terbuat dari besi dengan luas sekitar 4 meter x 7 meter. Ada satu rumah burung hantu (rubuha) di dalam kandang. Tumpukan pasir disiapkan sebagai bantalan supaya anak burung hantu yang jatuh tidak cedera.
Baca Juga: Kini, Buru Burung Hantu di Desa Bedoro Sragen Didenda Rp1 juta
Sekretaris Desa Gentan Banaran, Budiyanto, menjelaskan pihaknya menggelontorkan Rp25 juta untuk membangun tempat penangkaran tersebut. Anggarannya bersumber dari dana desa tahap I 2022."Penangkaran ini pada dasarnya untuk penyelamatan burung hantu. Kami ada populasi burung hantu liar. Kemarin ada yang telurnya jatuh dari pohon dan ditemukan anak-anak," kata dia kepada Esposin, Kamis (10/3/2022).
"Karantina di sini nanti ada penjaganya dari desa yang hobi memelihara burung," jelasnya.
Kebayan III Desa Gentan Banaran, Suratman, mengatakan di wilayahnya ada beberapa burung hantu liar. Ada yang bersarang di masjid setempat. Burung itu kadang membawa tikus dan ular hasil buruan ke sarang.
Baca Juga: Desa di Sragen Perlu Buat Peraturan Untuk Lestarikan Burung Hantu
Selain Desa Gentan Banaran, Pemerintah Desa Karungan di Plupuh juga akan membangun tempat penangkaran burung yang tidak dikhususkan untuk burung hantu saja. Pembangunan tempat penangkaran ini guna mendukung peraturan desa tentang perlindungan satwa liar di sekitar Pasar Bahulak.Pemdes Karungan juga telah mengalokasikan anggaran pembangunan sembilan unit rubuha di persawahan. "Pupuk Indonesia juga akan membantu dua Rubuha," jelas Kepala Desa Karungan, Joko Sunarso.