by Shoqib Angriawan Jibi Solopos - Espos.id Solopos - Senin, 24 Februari 2014 - 22:15 WIB
Kepala Bidang Sumber Daya Air (SDA) Dinas Pekerjaan Umum (DPU) Klaten, Harjaka, menjelaskan 11 titik tanggul yang rusak itu ada di Kali Slegrengan, Mlese, Sat, Birin, Dengkeng, Lunyu, Ujung, Lunyu, Bajing dan Gamping. Kesepuluh kali yang rusak tersebut tersebar di Gantiwarno, Prambanan, Wedi, Bayat, Klaten Tengah, Wedi, Kalikotes dan Cawas.
Tanggul yang rusak itu ada yang sudah terbuat dari beton dan dari tanah. Panjang kerusakan tanggul itu bervariasi mulai 8 meter hingga 25 meter. Akibat rusaknya tanggul tersebut, menyebabkan rumah warga yang ada di lima kecamatan, yakni Gantiwarno, Wedi, Bayat, Trucuk, dan Cawas terendam air.
Menurutnya, kerusakan tanggul itu disebabkan oleh aliran air yang sangat deras. “Selain itu, kondisi yang sudah tua juga menambah risiko tanggul mudah rusak,” paparnya kepada wartawan saat ditemui saat meninjau lokasi banjir di Dusun Muker, Desa Melikan, Kecamatan Wedi, Senin (24/2).
Menurutnya, hal itu membutuhkan normalisasi tanggul dengan cara penguatan. Selain itu, sungai juga perlu dilakukan normalisasi untuk mencegah terjadinya banjir dan sedimentasi yang berlebihan. Kendati demikian, hal tersebut belum bisa direalisasikan karena terbatasnya anggaran.
“Selain itu, banjir juga disebabkan oleh sedimentasi abu yang masuk ke sungai. Sebab, abu vulkanis dari Gunung Kelud susah meresap ke dalam pori-pori tanah sehingga membuat air sulit mengalir,” imbuhnya. Pihaknya mengimbau kepada warga yang tinggal di sekitar tanggul sungai yang rawan banjir suupaya terus waspada. Pasalnya, saat ini hujan masih turun cukup deras.