Langganan

Bocah Karanganyar Jadi Korban, Banyak Habitat Ular Hijau di Soloraya - Espos Indonesia dari Solo untuk Indonesia

by Kurniawan Akhmad Ludiyanto  - Espos.id Solopos  -  Sabtu, 19 Maret 2022 - 20:42 WIB

ESPOS.ID - ilustrasi ular (Freepik)

Esposin SOLO — Seorang bocah berinisial MG berusia 1,5 tahun asal Desa Pereng, Mojogedang, Karanganyar, pada Kamis (17/3/2022) meninggal dunia akibat gigitan ular hijau berekor merah atau ular Luwuk dengan nama latin trimeresurus insularis.

Korban yang merupakan putri dari Kepala Desa (Kades) Pereng, Sriyanto, tersebut tergigit saat mendekati ular hijau ekor merah yang berada di rak sepatu. Informasi yang beredar, korban mendekati ular itu karena dikira mainan.

Advertisement

Terkait musibah tersebut, Ketua Exalos Indonesia Rescue and Education, Janu Widodo, 36, mengingatkan banyaknya ular hijau ekor merah di Soloraya. Tidak hanya di daerah pegunungan atau pedalaman, tapi juga di perkampungan.

“Di Solo itu ular hijau ekor merah banyak sekali. Kalau di Solo jenisnya trimeresurus insularis, termasuk yang menggigit anak di Karanganyar. Ini harus dipahami masyarakat. Di Solo sangat banyak ular jenis ini,” ujar dia Sabtu (19/3/2022).

Baca Juga: Trimeresurus Insularis, Ular Berbisa Perenggut Nyawa Bocah Karanganyar

Advertisement

Janu mengungkapkan dalam sepekan terakhir saja Exalos Indonesia telah mengevakuasi 13 ekor ular hijau ekor merah. Sebanyak enam ekor dievakuasi di Banaran, Grogol, Sukoharjo, dan satu ekor di sebuah resto di Colomadu, Karanganyar.

“Kemudian hari ini tim kami juga mengevakuasi enam ekor hijau ekor merah di Sawahan, Boyolali. Artinya di setiap tempat yang rimbun, semak-semak, perkebunan, atau halaman yang kotor di Soloraya berpotensi ada ular ini,” urai dia.

Disinggung Kota Solo yang telah banyak bangunan dan rumah penduduk, menurut Janu masih banyak ular hijau ekor merah. Sebab seperti halnya ular kobra, ular hijau ekor merah sangat mudah untuk beradaptasi dan berkembang biak.

Advertisement

“Ular ini paling gampang berkembang biak dan beradaptasi. Selama ada habitat, dia bisa hidup. Contoh di rumah, mungkin padat penduduk tapi masih ada kebun, ada ular itu dia bisa hidup berkembang biak, bertahan,” terang dia.

Baca Juga: Detik-Detik Putri Kades di Karanganyar Meninggal Digigit Ular

Ditanya kenapa ular hijau sampai masuk ke area rumah, menurut Janu dikarenakan ular bergerak secara random atau tanpa navigasi. Sehingga ketika ular bergerak untuk mencari makan atau tempat sembunyi, mereka bisa sampai ke rumah.

“Dengan kondisi lingkungan yang kotor, banyak semak, rumput tinggi, pohon-pohon yang menjulang ke atap rumah, itu berpotensi ular berpindah. Kebetulan juga mungkin karena saking banyaknya, dia bisa pindah ke rumah warga,” imbuh dia.

Advertisement
Anik Sulistyawati - Jurnalis Solopos Media Group, menulis konten di media cetak dan media online.
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif