Langganan

Andrea Isa Ternyata Belum Pernah ke Solo saat Bikin Logo The Spirit of Java - Espos Indonesia dari Solo untuk Indonesia

by Gigih Windar Pratama  - Espos.id Solopos  -  Kamis, 15 Desember 2022 - 20:39 WIB

ESPOS.ID - Andrea Isa, pemenang lomba redesain Logo Solo The Spirit of Java yang digelar Pemkot Solo. (Istimewa)

Esposin, SOLO -- Andrea Isa ternyata belum pernah menginjakkan kaki di Kota Solo saat memutuskan ikut lomba redesain logo visual Solo The Spirit of Java yang diadakan Pemkot Solo.

Isa baru benar-benar melihat langsung Kota Solo, bahkan mengunjungi Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat setelah diumumkan sebagai pemenang lomba pada awal Desember 2022 lalu.
Advertisement

Meski belum pernah ke Solo, nyatanya karya Andrea Isa mampu menarik perhatian tim juri lomba tersebut yang kemudian memilih karyanya sebagai pemenang. Karya Andrea dianggap mampu merepresentasikan identitas warga Solo yang ramah dan berbudaya.

Selain itu, bagi Andrea sendiri, dengan belum pernah ke Solo dan melihat langsung kondisi kota ini justru memberi keuntungan lebih. Hal itu membuatnya bisa memiliki sudut pandang berbeda dibanding kontestan lainnya.

"Sebelumnya  saya belum pernah ke Solo, tapi menurut saya branding kota ini goals-nya bukan hanya domain orang lokal tapi untuk menjangkau luar kota hingga luar negeri," terang pria asal Bandung, Jawa Barat, itu saat diwawancarai Esposin melalui telepon, Kamis (15/12/2022) .

Advertisement

Selain itu, bagi Andrea sendiri, dengan belum pernah ke Solo dan melihat langsung kondisi kota ini justru memberi keuntungan lebih. Hal itu membuatnya bisa memiliki sudut pandang berbeda dibanding kontestan lainnya.

"Sebelumnya  saya belum pernah ke Solo, tapi menurut saya branding kota ini goals-nya bukan hanya domain orang lokal tapi untuk menjangkau luar kota hingga luar negeri," terang pria asal Bandung, Jawa Barat, itu saat diwawancarai Esposin melalui telepon, Kamis (15/12/2022) .

Baca Juga: Inilah Andrea Isa, Sosok di Balik Logo Baru Solo The Spirit of Java

"Saya punya prespektif salah satu target pasar, saya punya helicopter view yang tidak dimiliki lokal, karena ingin membangun lokal value tapi pakai global approach yang tidak konservatif," imbuhnya.

Motivasi Ikut Lomba

Gagasan baru untuk memberikan branding Kota Solo yang lebih progresif pun menjadi trigger atau motivasi bagi Andrea Isa ikut serta ketika tahu Pemkot Solo mengadakan lomba redesain logo Solo The Spirit of Java.

Advertisement
Baca Juga: Kata Pegiat Budaya soal Logo Baru Solo The Spirit Of Java: Anti Mainstream!

"Tertarik mengikuti lomba ini karena bukan sekadar mengikuti lomba desain logo, tetapi juga berkesempatan untuk menawarkan gagasan baru yang lebih progresif, terbuka, dinamis, dan fresh untuk branding Kota Solo. Selain itu menunjukkan arah Kota Solo yang tidak kaku, fleksibel dan inklusif untuk citra Kota Solo," ujar Andrea.

Secara spesifik, Andrea menyebut prespektifnya ketika membuat desain logo Solo The Spirit of Java adalah dirinya sebagai target pasar dari logo tersebut. Menurut pria berusia 34 tahun ini, hal tersebut tidak dimiliki oleh pesaingnya yang melihat desain sebagai estetika dan memiliki unsur lebih konservatif.

"Saya punya prespektif ketika membuat logo [menempatkan diri] sebagai salah satu target pasar dari logo yang dibuat. Saya juga memiliki helicopter view yang mungkin tidak dimiliki warga lokal," terangnya.

Baca Juga: BPPD: Logo Baru Solo The Spirit Of Java Jadi Momentum Penyegaran Branding Kota

Penyegaran Branding Kota Solo

Seperti diketahui, desain logo karya Andrea Isa yang berupa tulisan Solo The Spirit of Java dengan goresan menyerupai gunungan pada huruf "l" berhasil mengalahkan 400-an karya lainnya yang masuk ke panitia lomba redesain logo yang diadakan Pemkot Solo, November lalu.
Advertisement

Salah satu anggota tim teknis lomba tersebut, Irfan Sutikno, mengatakan kehadiran logo baru menggantikan logo yang dipakai sejak 2005 lalu itu diharapkan bisa menghidupkan kembali gairah pariwisata di Solo.

“Tujuan utamanya menggugah kembali kegairahan masyarakat terhadap kota ini. Setelah beberapa waktu, namanya orang itu kadang semangatnya seiring waktu bisa melemah. Ini upaya untuk bersama-sama menggelorakan kota ini,” terangnya saat diwawancarai Esposin, Selasa (13/12/2022).

Baca Juga: Logo Diubah setelah 17 Tahun, Begini Sejarah Slogan Solo The Spirit Of Java

Advertisement

Irfan menerangkan logo karya Andrea Isa menggunakan pendekatan progresif. Aspek keramahan masyarakat Solo sebagai daya tarik digambarkan dengan porsi yang simpel, muda, dan goresan sederhana.

“Dia menempatkan keramahtamahan masyarakat Solo dalam porsi yang simpel, muda, tersirat dari goresan yang nampak sederhana tapi mengandung makna luas karena keramahan itu bukan saja membuka tali silaturahmi tapi juga pintu ekonomi, kolaborasi,” urainya.

Irfan melihat logo baru The Spirit Of Java dibuat simpel dan sederhana, supaya bisa mendapatkan impresi yang cepat dari masyarakat atau audiensi. Target akhirnya, publik luar tergerak datang ke Solo, baik untuk berwisata, belanja atau investasi.

Advertisement
Suharsih - Jurnalis Solopos Media Group, menulis konten di media cetak dan media online.
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif