by Gigih Windar Pratama - Espos.id Solopos - Senin, 22 Agustus 2022 - 23:03 WIB
Esposin, SOLO -- Dokter ahli patologi klinik dari RS UNS Solo, Tonang Dwi Ardyanto, mengingatkan masyarakat harus waspada dengan adanya penyakit cacar monyet ini. Meskipun potensi untuk menjadi pandemi seperti Covid-19 minim, tetapi penularannya cukup cepat.
Wabah Monkeypox atau cacar monyet kini sudah mulai masuk ke Indonesia. Suspek pertama ditemukan di Jakarta dari warga yang berpegian keluar negeri dan kemudian pulang terjangkit cacar monyet pada awal Agustus 2022.
Meskipun cacar monyet yang diakibatkan virus monkeypox ini disebut tidak akan menyebabkan pandemi seperti Covid-19, langkah antisipasi tetap harus dilakukan warga Kota Solo agar tidak menular seperti Covid-19.
"Kemenkes sudah menjelaskan sudah ada 23 suspek dan satu terkonfirmasi positif terjangkit virus monkeypox di DKI Jakarta. Meskipun saat ini sudah baik-baik saja dengan gejala ringan tanpa isolasi, namun tetap harus waspada," ungkapnya saat diwawancarai Esposin, Minggu (21/8/2022).
Tonang mengatakan vaksin yang tersedia saat ini hanya untuk mereka yang sudah terbukti positif dan pemerintah belum ada rencana vaksinasi massal. Selain itu Tonang menjelaskan fase inkubasi cacar monyet mirip Covid-19 yaitu enam hingga 13 hari.Baca Juga: Virus Cacar Monyet Masuk Indonesia, Epidemiolog: Kemungkinan Kecil Jadi Pandemi
Penularannya melalui lesi di kulit. Bila terjadi sentuhan, maka mudah terjadi penularan. Bisa juga terjadi, lesi atau cairan itu menempel pada baju atau benda-benda sekitar, yang kemudian tersentuh orang lain.
Diberitakan sebelumnya, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI mengonfirmasi virus cacar monyet (monkeypox) sudah masuk ke Indonesia. Satu kasus positif cacar monyet ditemukan di Jakarta dari seorang warga yang baru pulang dari bepergian keluar negeri.
Baca Juga: Persi Minta Rumah Sakit di Jateng Bersiap Hadapi Virus Cacar Monyet
Pasien tersebut mengalami lesi di wajah. Lesi menyebar ke telapak tangan, kaki, dan sebagian di sekitar alat genital. Selain itu pasien juga mengalami demam dan pembesaran pada kelenjar limfe.