Langganan

Ada Wisuda Lansia di Boyolali, Peraih Gelar Cumlaude Berusia 95 Tahun - Espos Indonesia dari Solo untuk Indonesia

by Nimatul Faizah  - Espos.id Solopos  -  Rabu, 11 September 2024 - 15:51 WIB

ESPOS.ID - Bupati Boyolali, M. Said Hidayat (tengah), berbincang dengan salah satu peserta wisuda 460 lansia lulusan Sekolah Lansia di halaman kantor Dinas Pengendalian Penduduk, Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP2KBP3A) Boyolali, Rabu (11/9/2024). (Solopos/Ni’matul Faizah)

Esposin, BOYOLALI – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Boyolali melalui Dinas Pengendalian Penduduk, Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP2KBP3A) menggelar Wisuda Lansia, Rabu (11/9/2024). Acara digelar di halaman kantor DP2KBP3A Boyolali dan diikuti 460 peserta.

Bupati Boyolali M. Said Hidayat, Ketua TP PKK Boyolali Desy M. Said Hidayat, dan Kepala DP2KBP3A Boyolali Ratri S. Survivalina turut mewisuda ratusan lansia tersebut. Layaknya wisuda di lembaga pendidikan, para peserta juga mengenakan toga.

Advertisement

Di antara mereka ada satu wisudawan yang mengenakan selempang bertuliskan “Cumlaude” alias “dengan pujian.” Wisudawan itu kemudian diperkenalkan Bupati M. Said Hidayat saat memberikan sambutan. Namanya Asmo Pawiro, berusia 95 tahun, dari Desa Ngampon, Kecamatan Ampel.

Said mengucapkan selamat kepada para lansia yang baru saja diwisuda. Ia mengatakan pada 2023 ada 40-an lansia yang diwisuda, sedangkan pada 2024 ini ada hampir 500 lansia. Menurutnya, kesehatan para lansia harus terus diperhatikan seiring dengan bonus demografi di Boyolali.

Kepala DP2KBP3A Boyolali Ratri S. Survivalina menyampaikan saat ini Boyolali telah memasuki bonus demografi yaitu jumlah usia produktif lebih besar dibanding usia nonproduktif. “Akan tetapi ancaman dari bonus demografi, 10-20 tahun ke depan, ini gantian kami mendapatkan bonus lansia karena dari yang sebelumnya usia produktif bergeser ke usia lansia. Untuk itu, para lansia perlu disiapkan supaya nanti mereka tetap sehat, bugar, dan produktif atau disebut sebagai lansia tangguh,” kata dia kepada wartawan.

Advertisement

Sekolah lansia, lanjut Ratri, bertujuan agar warga lansia ketika memasuki usia senja tidak menjadi orang dengan berbagai kelemahan. Menurutnya, lansia secara umum identik dengan kelemahan fisik, mental, dan ekonomi. Untuk membentuk lansia yang tangguh, DP2KBP3A Boyolali memberikan pembekalan selayaknya sekolah karena memiliki kurikulum. Ia menyebut total 20 mata pelajaran dalam kurikulum sekolah lansia.

Ia menyebut total ada 460 wisudawan dari 22 kecamatan yang ada di Boyolali. Sekolah lansia tersebut dibentuk di beberapa kelompok dan yang telah lulus pembelajaran dilakukan wisuda. Materi yang diberikan langsung diberikan oleh narasumber dari Dinas Kesehatan, Kementerian Agama, DP2KBP3A, dan lain-lain.

“Pembelajaran yang kami berikan tentu memberikan berbagai ilmu soal gizi, kesehatan, penyakit seperti hipertensi, gula, kolesterol, cara mencegah, dan sebagainya. Lalu, setelah masuk usia lansia apa antisipasinya, misal terkait dengan kerentanan risiko jatuh, produktivitas, mental, dan agama,” kata dia. Ia mengatakan bagi warga lansia yang ingin mengikuti sekolah lansia, bisa menghubungi penyuluh KB setempat agar dibuatkan kelas. “Kami berharap para lansia yang diwisuda nantinya dapat menerapkan ilmu yang didapat untuk dirinya sendiri dan bisa ikut menyebarkan ke lansia lain,” kata dia.

Advertisement
Advertisement
R. Bambang Aris Sasangka - journalist, history and military enthusiast, journalist competency assessor and trainer
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif