by Tri Rahayu - Espos.id Solopos - Senin, 12 Februari 2024 - 21:23 WIB
Esposin, SRAGEN—Jumlah siswa SMK swasta di Gemolong, Sragen, yang menjadi korban dugaan keracunan makanan secara massal sebanyak 59 orang.
Keseluruhan korban dugaan keracunan massal itu sudah membaik meskipun sempat ada beberapa siswa yang dirawat inap sementara di fasilitas kesehatan, baik puskesmas maupun rumah sakit.
Dinas Kesehatan (Dinkes) Sragen bersama Puskesmas Gemolong mengobservasi sejumlah siswa yang menjalani perawatan di puskesmas dan rumah sakit secara intensif. Dinkes juga mendata jumlah siswa yang mengalami gejala mual, muntah, pusing, serta sesak napas.
Kepala Dinkes Sragen Udayanti Proborini saat ditemui Esposin di Puskesmas Gemolong, Sragen, Senin (12/2/2024) sore, menyebut total siswa yang mengalami gejala dugaan keracunan massal sebanyak 59 orang yang terdiri atas 51 orang rawat jalan, satu orang observasi, dan tujuh orang rawat inap sementara.
Udayanti menyebut tujuh siswa yang rawat inap sementara itu berada di RSUD dr. Soeratno Gemolong ada enam orang dan di RS Assalam Gemolong ada 1 orang.
“Penanganan yang kami lakukan dengan observasi ke pasien, observasi ke lokasi kejadian di sekolah, observasi ke sumber olahan pangan. Proses observasi berjalan dengan baik dan perkembangan siswa yang dirawat juga membaik. Seperti di Puskesmas Gemolong awalnya ada delapan orang yang dirawat ternyata pada sore harinya sudah pulang semua,” jelas Udayanti.
Udayanti memastikan jumlah siswa yang mengalami gejalan mual, muntah, dan pusing-pusing tidak bertambah lagi. Selanjutnya, dia mengambil sampel makanan dalam snack, minuman, dan air tempat memasak. Semua sampel makanan dan air itu, jelas dia, akan dikirim ke laboratorium di Semarang pada Selasa (13/2/2024).
Dia menjelaskan snack yang disajikan saat pengajian di SMK swasta Gemolong itu ternyata pesan kepada pihak ketiga. Dia mengatakan petugas bisa menemukan sisa makanan yang ada dan airnya.
Untuk antisipasi ke depan, Udayanti meminta masyarakat betul-betul melaksana pola hidup bersih dan sehat. Dia meminta ada perhatian kesehatannya saat pengolahan makanan, cara mengolah makanan, cara penyajian.
“Kemudian kita akan mengedukasi masyarakat lewat pertemuan-pertemuan masyarakat terkait dengan cara pengilahan makanan yang bersih dan sehat,” ujarnya.
Enam siswa yang dirawat di RSUD dr. Soeratno Gemolong, Sragen, juga membaik dan pihak orang tua sudah meminta agar mereka bisa pulang. Salah seorang siswa yang dirawat di RSUD Gemolong, Selly Marcelina, mencurigai makanan arem-arem yang menjadi penyebabnya karena nasinya agak keras.
Dia mengisahkan awalnya ada pengajian di sekolah dan setiap siswa mendapat snack.
“Ada empat jenis makanan di dalam kardus, yakni roti, arem-arem, permen, dan air mineral. Semua isi kardus itu dimakan semua kecuali permen. Setelah pengajian selesai dan mulai pelajaran di kelas, tiba-tiba perut mules, pusing, dan muntah. Itu selang waktu 30 menit setelah makan,” jelas Selly yang juga siswi Kelas XII.
Dia mengatakan ada beberapa siswa yang pingsan. Selly tidak tahu jumlahnya karena banyak siswa yang mengeluhkan hal senada. “Yang dibawa ke RSUD Gemolong ada enam orang. Semua rawat inap sementara. Ini masih sedikit pusing tetapi belum boleh pulang. Sekarang sudah tidak mual lagi dan sudah bisa makan,” katanya.
Kejadian Pengajian di Dukuh Balak, Desa Tegaldowo, Gemolong, Sragen
Jumlah rawat jalan : 29 orang
Jumlah rawat inap : 3 orang
Total : 32 orang
Kejadian Pengajian di SMK swasta Gemolong, Sragen
Jumlah rawat jalan : 51 orang
Jumlah rawat inap RSUD Gemolong : 6 orang
Jumlah rawat inap RS Assalam : 1 orang
Jumlah observasi : 1 orang
Total : 59 orang
Sumber: Dinas Kesehatan Kabupaten Sragen. (trh)