Esposin, SOLO -- Presiden Direktur dan Chief Executive Officer (CEO) Solopos Media Group (SMG) Arif Budisusilo menyebut Solopos yang sudah berkiprah selama 27 tahun di belantara industri media boleh dibilang cukup teruji dan matang, namun belum menua.
Bahkan, Solopos kini telah bertransformasi menjadi bukan sekadar media. Hal itu diungkapkan Arif Budisusilo yang akrab disapa AB dalam memaknai peringatan hari ulang tahun (HUT) ke-27 SMG, Kamis (19/9/2024).
Promosi BRI Dampingi Petani Jeruk Semboro di Jember Terapkan Pertanian Berkelanjutan
"Itulah yang saat ini kami rasakan, keluarga besar Solopos Media Group alias SMG. Mengapa dibilang cukup teruji dan matang? Iya, terminologi itu sengaja kami pakai untuk mendeskripsikan posisi SMG, yang sudah melewati berbagai peristiwa, halangan dan ujian, serta pernah bangun, jatuh dan bangun lagi," jelasnya.
Menurut wisdom tua, lanjut AB, pelaut yang tangguh tidak terlahir dari lautan yang tenang, melainkan dari samudera yang bergelombang, bahkan diterpa badai dan topan di tengah ganasnya lautan. "Itu pula yang kami alami di SMG sebagai entitas bisnis media," imbuhnya.
AB menyebut megadisrupsi di industri media akibat teknologi digital satu dekade terakhir telah menjadi ancaman yang sangat menantang. Ekosistem media yang berubah sedemikian kompleks akibat disrupsi teknologi, telah menjadi momok mencemaskan di banyak entitas bisnis media.
Industri Media Seperti Sandwich
Belum usai dengan tantangan itu, industri media harus menghadapi tantangan lain yang memukul perekonomian: dampak Covid-19 sejak 2020 lalu. Pukulan ganda ini, menurut AB, tentu saja membuat industri media seperti sandwich.
Entitas media terimpit dari atas oleh intrusi platform teknologi global yang menjadi vacuum cleaner dalam industri periklanan dan memukul kepelangganan (sirkulasi). Di saat yang sama, industri media tertekan dari bawah karena pelanggan dan pengiklan pergi, terutama karena pergeseran ekonomi serta belanja media dan komunikasi, yang dihela perubahan perilaku pembaca.
"Berbagai tantangan, tekanan dan impitan itu membuat kami, keluarga besar SMG, terus mencari jalan sendiri. Jalan sunyi. Membangun karakter sendiri. Bertransformasi tiada henti [continuously transform]. Kami memiliki keyakinan (believe), bahwa semua tantangan itu dapat kami atasi," ujarnya.
AB mengatakan Solopos percaya dapat menggunakan seluruh kekuatan daya pikir (the power of mind), mengubah pola pikir (mindset), untuk keluar dari situasi yang tidak menguntungkan tersebut. "Tentu, setelah semua ikhtiar transformasi itu kami jalani, hasilnya sepenuhnya kami serahkan kepada kuasa Tuhan [the power of luck]".
Alhasil, kini perubahan signifikan sedang dijalani SMG, mencari jalan "pulang", ingin menikmati kembali kejayaan SMG saat media tradisional masih menjadi sumber utama rujukan, dan menjadi sumber pendapatan yang menguntungkan.
SMG ingin mengambil kembali semua yang pernah dimiliki itu dengan jalan yang lain. Jalan yang lebih relevan, meskipun harus terus belajar tentang segala risikonya. "Karenanya tak berlebihan, bila sering kami umpamakan perjalanan transformasi ini ibarat menyeberangi sungai sambil belajar berenang," kata AB.
Kini, lanjut AB, hasil dari transformasi itu kini mulai bisa dirasakan. Seluruh proses transformasi itulah yang membuat SMG justru merasa belum menua pada usia 27 tahun ini, malah semakin penuh energi, penuh optimisme serta keyakinan diri.
Empat tahun pasca pandemi, yang membuat banyak entitas perusahaan media mengalami kesulitan, SMG dapat bertahan dan bahkan bertumbuh kembali.
Perancang Bangun Strategi Komunikasi
"Meskipun belum benar-benar sampai di seberang sungai, tetapi ujung daratan seberang sudah mulai kelihatan. Secara kinerja, SMG sudah mulai menunjukkan tanda-tanda 'bottoming out', alias mulai terlepas dari titik dasar tersulit yang pernah kami alami," katanya.
Kini, AB menegaskan SMG bukan sekadar media. SMG sudah bertransformasi menjadi penyedia brand management, political campaign, policy campaign, research & advisory, event management, serta strategic media & publishing. "Kami tidak sekadar bermain di sisi hilir dari industri media, melainkan bergerak ke atas di sisi hulu strategi komunikasi publik," jelasnya.
Dengan kata lain, AB menambahkan SMG kini bukan sekadar media. SMG menjadi brand engineer dan perancang bangun strategi komunikasi, yang siap disebarluaskan ke publik melalui kanal-kanal media atau aktivasi yang relevan di sisi hilir.
SMG, kata AB, akan terus berproses menjadi penyedia content engineering, communication engineering dan media engineering untuk brand pribadi, organisasi, dan institusi.
"Secara keseluruhan, SMG bertekad menjadi kanal media untuk kebaikan Indonesia. Karenanya, hari ini pula kami memperkenalkan rumah digital baru dalam payung Espos Indonesia [espos.id] agar layanan kami semakin relevan. Kami akan melayani seluruh stakeholders dan para mitra kemajuan dari seluruh Indonesia. Kami bekerja dari Solo, untuk kemajuan Indonesia," tegasnya.
Semua itu, lanjut AB, bisa dilakukan SMG berkat kerja berbasis budaya SMART (Strive for Success, Meaningfull, Agile, Relevant, dan Teamwork) seluruh tim SMG, serta dukungan penuh seluruh stakeholders dan seluruh partner-in-progress di Soloraya dan Indonesia.
"Kami bertekad untuk terus menjaga kepercayaan Anda semuanya. Kami tidak akan berhenti bertransformasi. Hari ini barulah langkah-langkah awal kami. SMG akan terus berdiri di depan dalam mengawal #PerbuatanBaikuntukIndonesia, sekaligus #BerceritaBaiktentangIndonesia. Sekali lagi terima kasih atas dukungan Anda semua. Salam hormat!