by Muhammad Diky Praditia Brand Content - Espos.id Solopos - Selasa, 6 Agustus 2024 - 17:57 WIB
Esposin, WONOGIRI — Sebanyak 210 mahasiswa baru Sekolah Tinggi Agama Buddha Negeri atau STABN Raden Wijaya Wonogiri mengikuti orientasi mahasiswa baru (OMB) 2024 di kampus tempat selama dua pekan, Kamis-Jumat (1-17/8/2024).
Para mahasiswa yang berasal dari berbagai daerah itu diperkenalkan dengan kehidupan akademik kampus Buddha tersebut. Kegiatan OMB dipusatkan di aula lantai III gedung pusat STABN Raden Wijaya Wonogiri.
Orientasi dilaksanakan dengan suasana ceria. Para mahasiswa baru menerima berbagai materi dari beberapa narasumber seputar dunia kampus, jurusan, dan pembinaan mental.
Wakil Ketua III Bidang Kemahasiswaan STABN Wonogiri, Urip Widodo, saat ditemui Esposin di kampus setempat, Selasa (6/8/2024), mengatakan jumlah mahasiswa baru STABN Raden Wijaya Wonogiri yang mengikuti OMB 2024 ada 210 orang.
Wakil Ketua III Bidang Kemahasiswaan STABN Wonogiri, Urip Widodo, saat ditemui Esposin di kampus setempat, Selasa (6/8/2024), mengatakan jumlah mahasiswa baru STABN Raden Wijaya Wonogiri yang mengikuti OMB 2024 ada 210 orang.
Namun, sebenarnya jumlah mahasiswa yang diterima dan sudah daftar ulang sebenarnya ada 216 orang dari total jumlah pendaftar sebanyak 494 orang.
Mahasiswa sebanyak itu terbagi dalam enam program studi di tiga jurusan. Enam program studi tersebut meliputi Pendidikan Keagamaan Buddha, Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Kepenyuluhan Buddha, Ilmu Komunikasi Buddha, Kepanditaan Buddha, dan Pariwisata Buddha.
Selain itu, ratusan mahasiswa itu diajak bermain permainan yang membutuhkan kerja sama tim, termasuk mancakrida. Hal ini supaya mereka bisa saling mengenal satu sama lain.
Pada pekan terakhir OMB, khusus mahasiswa baru perempuan yang beragama Buddha akan mengikuti Atthasilani di Candi Borobudur, Magelang. Mereka mengikuti ritual untuk melatih kedisiplinan moral.
“OMB yang kami laksanakan kami kemas dan dikonsep agar mereka bisa mengikuti kegiatan ini dengan nyaman. Jadi benar-benar perkenalan pada kehidupan akademik kampus,” kata Urip.
Hal ini sudah sesuai dengan semangat kampus tersebut yang berusaha membantu meningkatkan tingkat partisipasi warga lokal untuk sekolah di perguruan tinggi.
Meski memiliki latar belakang kampus Buddha, banyak mahasiswa di kampus itu justru tidak beragama Buddha. Banyak dari mereka yang beragama Islam, Hindu, atau Katolik.
“Bisa dibilang, walaupun kampus ini notabene perguruan tinggi keagamaan Buddha, tetapi sangat moderat. Ini kampus moderasi beragama,” ujar dia.
Urip melanjutkan tahun ini STABN Raden Wijaya Wonogiri tengah mengajukan perubahan status menjadi institut. Kampus tersebut sudah memenuhi syarat untuk naik status menjadi institut.
Total jumlah mahasiswa di kampus yang terletak di Desa Bulusulur, Kecamatan/Kabupaten Wonogiri ini sudah mencapai 780 orang.
Kampus negeri satu-satunya di Kabupaten Wonogiri itu berencana membangun sejumlah gedung perkuliahan baru. Ini lantaran kampus itu menerima hibah tanah dari Pemerintah Kabupaten Wonogiri seluas 8,5 hektare baru-baru ini.
Dengan perubahan status, lanjut dia, kampus itu akan menambah program studi baru antara lain Pendidikan Bahasa Inggris, Bahasan Indonesia, dan Bahasa Mandarin. Kuota jumlah penerimaan mahasiswa pun bisa lebih banyak, yaitu bisa mencapai lebih dari 1.300 orang.
Salah satu mahasiswa baru STABN Wonogiri, Mar’ie Faiq Fathoni, mengaku memilih berkuliah di kampus tersebut karena dekat dengan rumahnya di Kecamatan Selogiri. Selain murah, dia juga menilai STABN Wonogiri memiliki program studi yang sesuai dengan ketertarikannya, yaitu Pariwisata.
”Bagus juga di sini. Kampusnya juga dekat dengan rumah, jadi bisa hemat biaya, hemat waktu. Tidak perlu ngekos,” kata Faiq.