WONOGIRI -- Temuan 18 penderita difteri dan satu meninggal di Pemkot Madiun setidaknya harus diwaspadai masyarakat Wonogiri. Meski tidak ada antisipasi khusus, warga diimbau menjaga kebersihan, khususnya di tempat kumuh. Imunisasi tidak menjamin seseorang bebas difteri.
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten, Widodo saat dihubungi Esposin,Minggu (4/11/2012), mengatakan vaksinasi saat bayi dan usia sekolah dasar memang membuat kebal tubuh dari berbagai penyakit, namun tidak lantas mutlak kebal.
Promosi BRI Dampingi Petani Jeruk Semboro di Jember Terapkan Pertanian Berkelanjutan
“Untuk difteri setahu saya baru ada satu penderita di Kecamatan Giritontro tahun 2010 lalu. Anak-anak tetapi sudah sembuh karena belum parah langsung diobati,” ujarnya.
Dia menuturkan difteri masih jarang ditemukan di Wonogiri namun dia mengimbau warga tidak menyepelekan penyakit tersebut karena termasuk penyakit berbahaya. “Sebaiknya, saat bayi imunisasi diberikan lengkap sebagai upaya pencegahan,” kata Widodo.
Widodo menuturkan imunisasi ibarat payung saat cuaca panas memang jadi teduh tetapi tetap saja ada panas yang terasa. “Begitu pun bakteri penyebab penyakit ini yang biasa menyerang tonsil atau amandel,” ujarnya.
Dia mengatakan bakteri penyebab difteri biasa hidup di tempat kumuh dan penularan bisa antar manusia melalui udara dan lendir, juga bisa dengan cara kering.
“Yakni bakteri terbawa angin di tanah yang kering lalu terhirup ke pernafasan kita,” ujarnya.
Widodo menambahkan bakteri menyerang saluran pernafasan karena parahnya tonsil yang terinfeksi dan bisa menyumbat saluran pernafasan. Dia menuturkan jika parah maka tenggorokan harus dibuatkan lubang agar bisa bernafas. “ Begitu batuk lama, jangan enggan periksa,” lanjutnya.