“Dalam percepatan pengarahan rancangan konsumsi pangan dengan pemberdayaan kelompok wanita, kami memberikan program untuk optimalisasi lahan di pekarangan rumah warga. Dan setelah diadakan uji coba, maka buah naga merah cocok dikembangkan,” terang Kepala Kantor Ketahanan Pangan Wonogiri, Safuan, akhir pekan lalu.
Promosi Lestarikan Warisan Nusantara, BRI Dukung Event Jelajah Kuliner Indonesia 2024
Ia menambahkan, saat panen sekitar bulan November dan Maret, satu rumah bisa menghasilkan Rp800.000 untuk sekali panen dengan harga Rp5.000 per biji. Setidaknya di Desa Semin itu ada sekitar 60 KK yang menanam tanaman buah naga. Hingga saat ini, menurutnya, pemasaran buah naga itu tidak ada masalah karena banyak pedagang yang langsung mengambil ke petani.
“Kami berharap adanya program ini, masyarakat dapat mengonsumsi makanan yang beragam sehingga baik untuk kesehatan. Kami juga mengadakan program untuk pengembangan sayur mayur, buah, protein hewani berupa perkolaman dan ternak,” imbuhnya.