Esposin, SOLO - Kawasan Monumen Persatuan Bangsa Soekarno-Muhammad Hatta, Jebres, Solo sejak pukul 14.00 WIB dipadati ratusan warga, Minggu (25/9). Mereka menantikan dimulainya acara kirab budaya Babad Kademangan Jebres. Satu-persatu peserta kirab budaya yang diikuti sebanyak 36 rukun warga (RW) di seluruh Kelurahan Jebres mulai berdatangan.
Promosi Agen BRILink Mariyati, Pahlawan Inklusi Keuangan dari Pulau Lae-lae Makassar
Peserta drum band dari Satpol PP Solo menempati barisan pertama dalam kirab. Barisan kedua sebanyak 14 orang mengenakan seragam seperti pasukan Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat membawa artefak perak kendali kuda pusaka Jebres. Pasukan itu juga membawa tombak dan keris milik Ki Demang yang dikeramatkan.
Waktu menunjukkan pukul 15.00 WIB. Kirab budaya ke-4 yang dikuti sekitar 700 orang itu mulai berjalan pelan melewati rute kirab sepanjang 4 kilometer (Km) sepanjang Jl. Ki Hajar Dewantara, Jebres. Start kirab mulai Monumen Soekarno-Muhammad Hatta hingga finis di Taman Cedas Jebres.
Masing-masing RW peserta kirab menampilkan potensi yang ada kampungnya masing-masing. Seperti peserta kirab dari RW 007 Kampung Kentingan Kulon menampilkan produk wayang kulit. Puluhan peserta kirab dari RW itu membawa hasil produk wayang kulit. Tak mau kalah dengan Kampung Kentingan, warga Kampung Tegalrejo RW 003 menampilkan seni ketoprak sambil berjalan dalam rombongan kirab itu.
Solo Batik Carnival (SBC) juga turut hadir dalam kirab dengan peserta dari Kampung Mindokan RW 023. Di Barisan terakhir terdapat puluhan anak dari dolananan anak dan dalang bocah dari Kampung Kandangsapi RW 034.
Di Taman Cerdas Jebres puluhan orang sudah menanti kedatangan rombongan kirab yang membawa satu gunungan sayuran yang di bawa pasukan Keraton. Belum sampai ke Taman Cerdas Jebres Gunungan itu sudah habis diperebutkan warga hanya dalam waktu lima menit. Perebutan gunungan itu sekaligus sebagai penanda berakhirnya kirab budaya Babad Kademangan Jebres ke-4 pada 2016.
Wakil Ketua panitia kirab, Jumadi, mengatakan kirab Babad Kademangan Jebres merupakan bagian dari nguri-nguri budaya jawa. Kirab tersebut mengingatkan kembali akan kemenangan Jebres yang pada waktu Perang Diponegoro menang melawan pasukan Belanda. Pimpinan pasukan Jebres pada waktu itu adalah Ki Demang. Dia adalah seorang utusan Keraton Solo yang ditugaskan memimpin warga Jebres melawan Belanda.
“Sebelum melaporkan hasil kemenangan melawan Belanda ke Keraton Solo, warga Jebres menggelar syukuran dengan kirab. Kirab itu sekarang dilesarikan warga dengan menggelar kirab Babad Kademangan Jebres setiap tahunnya,” kata dia.
Menurut dia, bukti kejayaan Jebres masih ada di Jebres seperti makam Ki Demang di Pendaringan. Ia berharap dengan kirab ini bisa mengingatkan kembali pada generasi muda akan kehebatan Jebres pada zaman dulu dalam mempertahankan NKRI.
Sementara itu, Ketua panitia kirab, Wagino, mengatakan kirab merupakan puncak dari rangkaian Babad Kademangan Jebres. Sebelumnya panitia juga menggelar kegiatan seperti ziarah ke kamam Ki Demang Jebres, pentas wayang kilit, pentas seni kampung, dan drama seni kolosal yang digelar di Taman Cerdas Jebres, Sabtu (24/9).