Esposin, SOLO--Pemerintah Kota (Pemkot) Solo batal memboyong sepur kluthuk dari Museum Kereta Api (KA) di Ambarawa. Sebagai gantinya, Pemkot akan memboyong kereta yang sama dari Taman Mini Indonesia Indah (TMMI).
Promosi Berkat Pemberdayaan BRI, UMKM Ini Optimalkan Produk Bambu hingga Mancanegara
Menurut rencana kereta tersebut akan diboyong ke Solo pada Oktober mendatang. Kepala Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika (Dishubkominfo) Solo, Yosca Herman Soedrajat ketika dijumpai wartawan di Balai Kota, Selasa (15/9/2015), mengatakan kereta api dari Ambarawa batal diboyong ke Solo dengan berbagai pertimbangan. Salah satunya, kerusakan kereta terlalu parah sehingga diganti lokomotif yang berada di koleksi TMII.
Herman sapaan akrabnya, mengatakan telah berkoordinasi dengan PT Kereta Api Indonesia (KAI) terkait rencana sepur kluthuk TMII yang siap dioperasionalkan di Kota Solo. Menurut Herman, sepur TMII dari segi usia sama seperti sepur kluthuk Jaladara. Bahkan, sepur TMMI memiliki nilai sejarah karena pernah digunakan mantan Presiden pertama Ir Soekarno. Herman mengatakan sepur kluthuk akan dijadikan sebagai sepur wisata sama seperti sepur kluthuk Jaladara.
“Kesuksesan Solo mengoperasionalkan sepur kluthuk Jaladara, menjadi alasan utama agar kereta dari TMMI ini bisa beroperasi di Solo,” kata Herman.
Herman mengatakan sama seperti sepur Jaladara yang beroperasi dari Stasiun Puwosari sampai Stasiun Kota Sangkrah yang berjarak kurang lebih 5,6 kilometer, sepur TMMI juga akan melewati rute tersebut. Rute ini melewati Jalan Slamet Riyadi, jalan utama kota Solo dan biasanya singgah beberapa saat di beberapa tempat perhentian dalam satu trip pulang pergi, di antaranya adalah Kampung Laweyan, Loji Gandrung, Ngapeman, Pasar Pon, Keraton, Gladak, dan lain-lain.
Sepur kluthuk Jaladara dapat membawa maksimal 80 penumpang dengan biaya Rp3,5 juta per perjalanan. Biaya ini dipergunakan untuk membiayai bahan bakar berupa lima meter kubik kayu jati dan 3 masinis serta 3 asisten masinis yang menyalakan kereta tersebut.
“Sepur TMMI juga sama nanti bahan bakarnya dari kayu jati,” katanya.
Herman mengatakan lokomotif dari TMMI kemungkinan baru bisa beroperasi tahun depan. Sebelum beroperasi, PT KAI akan melakukan perbaikan lokomotif tersebut di Depo Balapan. Kereta akan diboyong ke Solo pada Oktober mendatang.
Dikatakan Herman, biaya pengiriman lokomotif tua dari TMII ke Solo serta perbaikan hingga siap dioperasionalkan menelan dana Rp8 miliar. Dana tersebut bersumber dari pemerintah pusat.
“Pengiriman lokomotif dari TMII ke Solo nanti dinaikkan ke atas gerbong terbuka KA barang, agar tak mengganggu arus lalu lintas di jalan raya,” kata dia.