Esposin, BOYOLALI - Ribuan warga memeriahkan Saparan Sebaran Apem Kukus Keong Mas di kawasan Pengging, Desa Dukuh, Kecamatan Banyudono, Jumat (25/11/2016) siang.
Promosi Berbagai Program BRI untuk Mendukung Net Zero Emission di 2050
Kendati gerimis, mereka tetap bertahan di sepanjang jalan utama kawasan Pengging, dari depan Kantor Kecamatan Banyudono hingga Masjid Cipto Mulyo. Masyarakat menanti keluarnya arak-arakan dua gunungan apam, sebagai tanda dimulainya tradisi Saparan Sebaran Apem Kukus Keong Mas.
Antusias masyarakat Pengging dan sekitarnya kian tak terbendung saat dua gunungan apem mulai diarak. Tak ketinggalan, kerbau bule keturunan Kyai Slamet juga ikut dikirab, diikuti barisan kelompok sadar wisata, abdi dalem, dan prajurit Keraton Kasunanan Surakarta.
Gunungan apam kemudian disebar di dua lokasi. Satu gunungan disebar di depan Pasar Candirejo atau biasa disebut Pasar Pengging dan satu lagi di depan Masjid Cipto Mulyo. Mereka semua berebut apam kukus yang jumlahnya berkisar 10.000 hingga 15.000 apam.
Warga Desa Ngaru-aru, Warso, berhasil menangkap enam buah apam kukus yang disebar di depan Masjid Cipto Mulyo. Apam itu akan dia bagikan untuk istri dan cucunya.
Hadir dalam tradisi tersebut, Wakil Bupati Boyolali, M.Said Hidayat serta jajaran Muspida Boyolali, Muspika Banyudono, serta tokoh-tokoh masyarakat setempat.
Said Hidayat berharap tradisi Saparan Sebaran Apem Kukus Keong Mas bisa dikelola dan dikemas sebagai atraksi wisata. “Ekonomi masyarakat bisa terangkat jika semua potensi yang ada di Pengging ikut bergairah dengan perayaan tradisi sebaran apam ini,” kata Said.
Untuk diketahui, Saparan Sebaran Apem Kukus Keong Mas sudah digelar turun temurun setiap bulan Sapar (penanggalan Jawa). Warga sekitar Pengging melestarikan tradisi tersebut untuk memperingati ritual Raja Pakubuwono X bersama pujangganya R. Ng. Yosodipuro membagikan apam kukus keong mas kepada masyarakat sekitar Pengging.