Esposin, KARANGANYAR -- Setelah sempat tiga kali gagal karena kabut dan angin kencang, metode water bombing akhirnya berhasil dilakukan untuk memadamkan api kebakaran lahan dan hutan di Gunung Lawu di wilayah Kabupaten Karanganyar pada Jumat (6/10/2023) siang.
Dengan membawa air dari embung Banyu Kuwung Anggrasmanis, Kecamatan Jenawi, Karanganyar, helikopter milik Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) langsung menyiramkannya ke titik api. Setidaknya penyemprotan air menggunakan metode water bombing dilakukan empat kali pada hari ini.
Promosi Lestarikan Warisan Nusantara, BRI Dukung Event Jelajah Kuliner Indonesia 2024
Kepala Pelaksana Harian (Kalakhar) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Karanganyar, Juli Padmi Handayani, mengatakan pemadaman api menggunakan metode water bombing akhirnya bisa dilakukan pada Jumat siang. Ini S=setelah kondisi cuaca memungkinkan helikopter terbang di kawasan lereng Gunung Lawu tersebut.
"Tadi pagi sempat terkendala cuaca, kabut dan angin kencang. Tapi tadi siang sudah mulai berjalan," kata dia.
Juli mengatakan water bombing dimulai dari Jenawi yang berdekatan dengan titik api di wilayah Sine, Kabupaten Ngawi, Jawa Timur.
Dia berharap pemadaman dengan metode water bombing ini bisa segera memadamkan api yang membakar lahan dan hutan di Gunung Lawu. Selain pemadaman lewat udara, metode pemadaman dengan cara konvensional juga tetap berjalan melalui jalur darat.
Ratusan tim gabungan dikerahkan untuk pemadaman melalui jalur darat tersebut. Tim bergerak melalui jalur pendakian dimulai dari Pos Candi Cetho.
Sebelumnya diberitakan upaya pemadaman kebakaran lahan dan hutan Gunung Lawu di wilayah Kabupaten Karanganyar menggunakan water bombing kembali batal dilaksanakan pada Jumat (6/10/2023) pagi.
Sedianya water bombing menggunakan helikopter milik Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dilaksanakan mulai pukul 07.00 WIB. Namun lagi-lagi tak bisa berjalan karena terhambat cuaca.
“Tadi sempat terbang di wilayah Karanganyar. Tapi karena angin terlalu kencang, water bombing tidak bisa dilakukan,” kata Juli Padmi Handayani kepada Esposin, Jumat.