Esposin, SUKOHARJO-- Warung makan Sambal Belut Ekstrime Boy '83 di persawahan Desa Wirun, Kecamatan Mojolaban, Sukoharjo, menyediakan olahan belut dengan pemandangan persawahan, serta aliran kali kecil di sebelahnya.
Lokasinya yang terletak di persawahan, namun dekat dengan jalan raya dapat dengan mudah ditemukan pengunjung.
Promosi Kisah Perempuan Hebat Agen BRILink Dorong Literasi Keuangan di Medan
Pemilik warung, Eko Agus Wijayanto, mengatakan telah merintis usaha pada pertengahan 2018.
"Mulai dari pembuatan warung, persiapan jenis olahan makanan sejak awal 2018," kata Eko kepada Esposin, Senin (19/9/2022), .
Sebelum membuka warung makan sambal belut, ia mengaku bekerja sebagai pencari belut.
Menu yang ditawarkan adalah olahan dari belut yang ditongseng, disambal, dengan tingkat kematangan belut mulai dari digoreng basah, sedang, dan kering.
Harga olahan makanan yang ditawarkan ramah di kantong, berkisar Rp15.000 spesial makan di tempat hingga Rp30.000. Perbedaan harga tersebut tergantung dengan ukuran belut.
Ia mengaku dapat menghabiskan 25 kg sampai 30kg belut menjadi 500 porsi sampai 600 porsi.
"Pengunjung selalu ramai tiap hari, tidak ada sepinya," lanjut Eko.
Ia mengatakan pengunjung paling ramai pada Sabtu dan Minggu, namun tidak memungkinkan bisa ramai Senin sampai Minggu.
Selain menikmati hidangan olahan dari belut yang digoreng dan ditongseng, pengunjung juga dimanjakan dengan kawasan warung makan yang terletak di kawasan persawahan dan dekat dengan kali.
Eko mengatakan hasil penjualan warung sambal belutnya dapat menghasilkan omzet kotor Rp8 juta per hari.
Pengunjung, Nur Fitria, mengetahui warung makan sambal belut tersebut dari teman. Ia mengaku sering berkunjung karena olahan yang ditawarkan dengan harga terjangkau.
"Saya sudah berkunjung kurang lebih lima kali," kata Nur.
Ia memilih warung makan Sambal Belut Ekstrime Boy '83 karena suasana persawahan yang ditawarkan. "Tempatnya sejuk, dekat dengan persawahan. Makanannya enak dan terjangkau," lanjut Nur.