Esposin, SRAGEN — Sutinem, 64, warga Dukuh Precet, RT 22, Desa Girimargo, Kecamatan Miri, Kabupaten Sragen, Jawa Tengah tidak sadar ada benda cagar budaya budaya di samping rumahnya. Yoni berbentuk batu balok di samping rumahnya bahkan dipakai sebagai landasan padasan selama bertahun-tahun.
Yoni merupakan benda cagar budaya yang menjadi simbol kesuburan pada masa perkembangan agama Hindu di Tanah Air. Yoni yang berada di samping rumah Sutinem itu berbentuk balok dengan panjang sekitar 50 cm serta lebar dan tinggi sekitar 40 cm.
Promosi Berkat Pemberdayaan BRI, UMKM Ini Optimalkan Produk Bambu hingga Mancanegara
Bagian lubang yoni tertutup oleh padasan. Yoni tersebut diukir dengan motif garis-garis.
"Batu itu peninggalan Mbah Rasyid, mertua saya. Sejak saya tinggal di sini puluhan tahun lalu, batu itu sudah jadi landasan padasan. Kami sama sekali tidak tahu kalau batu itu punya nilai sejarah," ujar Sutinem kala berbincang dengan Esposin di rumahnya, Senin (21/9/2020).
Guru Cantik Ini Diduga Ajak Murid Berhubungan Seks di Lapangan hingga Hamil
Pada awalnya, terdapat dua buah yoni di rumah Sutinem. Namun, ia lupa kepada siapa menyerahkan batu balok itu. Seingat dia, batu benda cagar budaya itu ia serahkan kepada salah saudaranya yang tak jauh dari rumahnya.
"Satunya sudah saya serahkan kepada saudara, tapi lupa siapa itu. Saya sudah coba tanya saudara di sekitar rumah, tapi mereka tidak tahu. Kami tidak tahu sama sekali kalau batu itu yang punya nilai sejarah," ucapnya.
Disadari
Keberadaan yoni yang dipakai sebagai landasan padasan itu kali pertama disadari oleh Yoto Teguh Pambudi, warga Desa Kalangan, Kecamatan Gemolong, yang juga anggota Komunitas Tilik Ibu Pertiwi (TIP) Sragen, Senin (21/9/2020). BegituTembak Mati Pacar Mantan Suami di Depan Anak, Ibu-Ibu Ini Minta Maaf Biar Hukuman Diringankan
Menyadari batu balok yang dipakai sebagai landasan padasan itu adalah benda cagar budaya, Yoto Teguh lantas melapor kepada petugas dari Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Sragen.
"Saya sudah melaporkan adanya temuan yoni itu. Dalam waktu dekat mungkin akan diidentifikasi oleh tim dari Disdikbud. Saya sempat kaget yoni yang masuk kategori BCB itu dijadikan landasan padahal. Saya maklum karena warga sama sekali tidak tahu kalau batu balok itu punya nilai historis," papar Yoto Teguh.