Esposin, KARANGANYAR -- Warga Perumahan Griya Mutiara Papahan, Kecamatan Tasikmadu, Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah waswas dampak bencana banjir hingga merendam rumah penduduk setempat.
Hal ini lantaran perbaikan tanggul jebol hanya bersifat sementara, yakni pemasangan sandbag atau karung berisi pasir. Padahal, intensitas hujan yang mengguyur wilayah Bumi Intanpari masih tinggi diperkirakan hingga pekan depan.
Promosi Lestarikan Warisan Nusantara, BRI Dukung Event Jelajah Kuliner Indonesia 2024
Sebelumnya, tanggul penahan luapan aliran air Sungai Siwaluh yang mengelilingi perumahan tersebut jebol sepanjang 12 meter pada Kamis (10/3/2022) malam. Akibatnya, banjir merendam seratusan rumah warga. Ketinggian air saat banjir mencapai lebih dari satu meter.
Baca Juga : Tanggul Sungai Siwaluh Jebol, Seratusan Rumah di Tasikmadu Kebanjiran
Ketua Paguyuban Perumahan Griya Mutiara Papahan blok timur, Fuad Halim, mengatakan hingga kini warga masih siaga jika banjir kembali melanda perumahan. "Tiap malam kami menerapkan sistem ronda bergilir. Kami lakukan terus memantau ketinggian air sungai. Jangan sampai terjadi banjir bandang seperti kemarin," kata dia ketika dijumpai Esposin, Senin (14/3/2022).
Dia menceritakan banjir layaknya air bah dengan material lumpur tebal dan sampah merendam rumah warga pada Kamis pekan lalu. Saat itu, banjir terjadi karena tanggul sepanjang 12 meter jebol.
Baca Juga : Selokan Sering Meluap, Jalan di Dalam Pasar Palur Karanganyar Tergenang
Banjir yang datang dan merendam rumah warga secara cepat. Akibatnya, banyak barang berharga milik warga belum sempat diamankan. Perbaikan tanggul jebol saat ini baru sebatas sementara dengan sandbag. "Kami khawatir sandbag ini tidak kuat menahan luapan air sungai sehingga terjadi banjir lagi," ujarnya.
Pihaknya berharap perbaikan tanggul dilakukan secara permanen. Dengan demikian warga tak lagi waswas terjadi banjir besar hingga merendam rumah setinggi satu meter. Warga lain, Pungkas, mengaku banyak barang berharga miliknya tak bisa diselamatkan. Terutama barang elektronik rusak terendam banjir.
Baca Juga : Warga Gotong Royong Bersihkan Lorong Jembatan Kali Mubeng Tasikmadu
"Semua barang rusak. Kasur, lemari, baju-baju, TV, motor terendam banjir. Air waktu itu masuk ke rumah sampai ketinggian dada saya," ungkap dia.
Pungkas berharap bencana banjir tak lagi melanda kompleks perumahannya. Apalagi, dirinya memiliki anak bayi di bawah lima tahun (balita) yang kini terpaksa diungsikan ke rumah orang tua di Madiun. "Takut ada banjir datang lagi, jadi anak saya titipkan di rumah orang tua di Madiun."