Ritual itu menjadi agenda rutin yang dihelat pada bulan Sapar.
Berdasarkan pantauan, ritual dimulai dengan penyembelihan kambing. Kambing diolah menjadi gulai dan dinikmati bersama-sama oleh warga.
Gulai kambing itu disajikan bersama hidangan lainnya di atas alas tikar sekitar sendang itu. Ketua RT 004, Tomo Raharjo, mengatakan ritual itu selalu digelar setelah 15 Sapar.
"Jadwalnya setelah tanggal 15, setelah purnama," katanya kepada Esposin.
Tomo menyebut makna tradisi itu adalah penghargaan dan rasa syukur terhadap anugerah tuhan atas air yang melimpah dari sendang itu.
Sendang itu menjadi sumber daya air yang dimanfaatkan warga Metuk. Oriza Vilosa/JIBI/SOLOPOS