Esposin, KLATEN -- PMI Klaten menggencarkan sosialisasi pencegahan persebaran virus corona di barak pengungsian di depan Kantor Desa Tegalmulyo, Kecamatan Kemalang, Sabtu (7/11/2020).
Sebanyak 75 orang di tiga dukuh di Tegalmulyo sejak Jumat (6/11/2020) kemarin mengungsi di barak pengungsian begitu malam tiba. Ini lantaran status Gunung Merapi naik dari waspada menjadi siaga per Kamis (5/11/2020). Kemalang merupakan wilayah di Klaten yang paling dekat dengan puncak Merapi.
Promosi Kisah Perempuan Hebat Agen BRILink Dorong Literasi Keuangan di Medan
Mereka yang mengungsi di barak berasal dari Dukuh Canguk (40 orang), Dukuh Sumur (12 orang), dan Dukuh Pajegan (23 orang). sebagian besar dari mereka adalah warga lansia, balita, ibu hamil dan penyandang disabilitas. Di Tegalmulyo sendiri terdapat 23 dukuh.
Aktivitas Gunung Merapi Meningkat, Sering Gempa
Sepanjang pengamatannya, para pengungsi telah melaksanakan protokol kesehatan. "Kami melihat sudah ada tempat cuci tangan pakai sabun. Jaga jarak juga harus diperhatikan, dalam kondisi seperti ini semua tidak tahu mana yang termasuk orang tanpa gejala (OTG) atau tidak. Soalnya banyak orang datang ke sini. Jadi, 3M menjadi kunci utama. Sepanik apa pun, protokol Covid-19 tidak boleh ditawar," katanya.
Wajibkan Protokol Kesehatan
Sosilisasi protokol kesehatan juga akan dilakukan PMI Klaten di kawasan rawan bencana (KRB) lainnya di lereng Gunung Merapi. Termasuk di Sidorejo dan Balerante, di Kecamatan Kemalang.Siaga Jelang Erupsi, Monyet-Monyet Penghuni Merapi Turun Gunung
Ketua Organisasi Pengurangan Risiko Bencana (OPRB) Tegalmulyo, Subur, mengatakan 75 warga yang mengungsi di barak wajibkan tetap menaati protokol kesehatan di tengah pandemi Covid-19.
"Kami juga sudah menyediakan tempat cuci tangan pakai sabun. Lalu, tempat tidur masing-masing pengungsi tetap diatur dengan jaga jarak. Setiap kepala keluarga (KK) diberi tempat seluas 2,5 meter X 3 meter. Di antara tempat itu masih diberi jarak lagi. Ini bagian dari pencegahan persebaran virus corona," katanya.