Solo (Esposin)--Meski masih menuai perlawanan dari warga bantaran, namun warga Semanggi, Pasar Kliwon yang tinggal di sisi barat tanggul Bengawan Solo mendukung program penguatan dan peninggian tanggul di wilayah tersebut.
Promosi Lestarikan Warisan Nusantara, BRI Dukung Event Jelajah Kuliner Indonesia 2024
Mereka beralasan bahwa tanggul yang membujur utara-selatan itu merupakan benteng pertahanan utama warga Solo dari ancaman banjir.
Sejumlah warga luar bantaran yang ditemui Espos, Minggu (19/6/2011), mengaku sangat menyayangkan sikap sebagian warga yang menolak peninggian tanggul. Pasalnya, sikap penolakan peninggian tanggul itu sama saja dengan mengorbankan ribuan warga lainnya yang tinggal di barat tanggul.
“Kami ini kan warga yang juga butuh keamanan. Kalau tanggul penahan banjir malah dijadikan hunian, itu kan sama saja dengan menggerus kekuatan tanggul,” kata salah satu warga yang mewanti-wanti tak mau disebutkan namanya.
Selama ini, tanggul yang membujur di wilayah Kelurahan Semanggi dan Sangkrah, Pasar Kliwon banyak yang berubah menjadi hunian. Akibatnya, kekuatan tanggul sudah banyak yang berkurang lantaran berubah fungsi dari penahan banjir menjadi hunian warga.
Atas kondisi itulah, warga yang tinggal di sisi barat tanggul meminta agar program penguatan dan peninggian tanggul oleh Balai Besar Wilayah Sungai Bengawan Solo (BBWSBS) kembali dilanjutkan. Warga juga meminta agar warga yang bersikukuh menolak program pemerintah tersebut bisa bersikap bijak.
Menanggapi pro kontra tersebut, Wakil Ketua Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Kelurahan (LPMK) Semanggi, Syahrurrozi menilai bahwa tanggul memang persoalan serius karena menyangkut ribuan jiwa warga Solo. Meski demikian, pihaknya meminta Pemkot agar mengajak dialog warga bantaran untuk mencari solusi terbaik.
(asa)