Esposin, SRAGEN — Para warga di RT 011 dan RT 012, RW 005, Dukuh Gebang Kota, Desa Gebang, Kecamatan Masaran, Sragen, tengah merintis desa wisata. Mereka gotong-royong membuka kembali gua yang konon digunakan sebagai tempat persembunyian Pangeran Mangkubumi atau Sultan Hamengku Buwono I saat Perang Mangkubumen 1749-1757.
Ada dua gua yang dibuka. Sebelumnya gua itu tertutup akar pohon beringin. Gua-gua itulah yang akan menjadi magnet dari objek wisata sejarah yang rencananya dibuka untuk umum pada Minggu (24/10/2021).
Promosi 3 Tahun Holding UMi BRI, Layani 176 Juta Nasabah Simpanan dan 36,1 Juta Debitur
Selama sebulan terakhir warga dua RT tersebut bergotong-royong membersihkan kawasan wisata itu secara bergilir setiap hari. Inisiasi membuka gua yang semula tertimbun akar-akar pohon beringin selama puluhan tahun itu dilakukan secara swadaya.
Baca Juga: Islamic Center Senilai Rp3 Miliar Dibangun di Sragen, di Sini Lokasinya
Saat Esposin mengunjungi lokasi, Rabu (20/10/2021), para warga masih bersiap membersihkan kawasan dan menyerat bilah bambu sebagai sarana untuk upacara tradisi jembulan yang sudah lama menghilang. Tradisi jembulan yang dilakukan dengan mengarak dua gunungan akan kembali dihidupkan pada saat pembukaan objek wisata tersebut, Minggu besok.
“Kami menyiapkan cerita sejarahnya. Nanti di tempat-tempat yang bernilai sejarah ada penjelasan bagi masyarakat. Kami juga akan membuatkan semacam sampel barak yang digunakan pasukan Mangkubumi saat bersembunyi di wilayah Gebang Kota ini,” ujar Sukardi, warga setempat yang mengelola desa wisata tersebut saat berbincang dengan Esposin, Rabu.
Baca Juga: Wanita Sragen Jadi Penagih Pinjol Pakai Konten Porno, Gajinya Rp3 Juta
Seorang mantan Kepala Desa Gebang yang juga sesepuh setempat, Giyanto, 66, menyampaikan ide untuk mengembangkan Gua Mangkubumi sebagai objek wisata itu sebenarnya sudah lama. Tetapi masyarakat baru tergugah kebersamaannya pada sebulan terakhir. Dia bercerita semula warga hanya ingin meratakan jalan di samping Gua Mangkubumi yang menempati tanah punden.“Saat kerja bakti itulah, warga kompak untuk membuka Gua Mangkubumi itu untuk wisata sejarah. Hal itu diilhami dari banyaknya tempat objek wisata yang dibungkus dengan cerita sejarah. Gua Mangkubumi itu sudah menjadi ikon di Gebang Kota ini dalam pengembangan pariwisata. Pemerintah Desa Gebang mendukung tetapi untuk sementara pembukaannya masih murni swadaya masyarakat karena desa belum dilibatkan secara penuh,” kata Giyanto.
Ia menerangkan konsep wisata sejarah yang dikembangkan akan dilengkapi sarana bermain anak. Anak Sungai Mungkung di sebelah utara gua itu bisa dijadikan wanaha permainan air. Sungai itu lebarnya lebih dari 10 meter dengan kedalaman bisa sampai 2 meter. Sungai itu hulunya di Kedung Gatot Jirapan masaran dan hilirnya di Sungai Mungkung.