Esposin, WONOGIRI -- Lebih dari separuh lulusan SMP/MTs di Wonogiri dipastikan tak bisa melanjutkan sekolah ke SMA/SMK negeri pada tahun ajaran 2023/2024. Hal itu lantaran jumlah sekolah dan daya tampung SMA/SMK negeri di Kota Sukses jauh lebih sedikit dibandingkan jumlah lulusan SMP/MTs.
Berdasarkan data Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Wonogiri, lulusan SMP tahun ini ada 11.768 siswa. Sedangkan dari catatan Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Wonogiri, jumlah lulusan MTs ada 1.450 siswa.
Promosi BRI Dampingi Petani Jeruk Semboro di Jember Terapkan Pertanian Berkelanjutan
Dengan demikian, total lulusan SMP/MTs sejumlah 13.219 siswa. Sementara itu, dalam ppdb.regionalprov.go.id, daya tampung siswa SMA negeri di Wonogiri sebanyak 3.708 siswa yang terbagi di 13 sekolah.
Sedangkan daya tampung siswa SMK negeri di Wonogiri sebanyak 2.839 siswa yang terbagi di delapan sekolag. Jika daya tampung SMA dan SMK negeri di Wonogiri dijumlah pun, belum memenuhi separuh total lulusan SMP/MTs di Wonogiri.
Diperkirakan hanya 47,52% lulusan SMP/MTs yang tertampung di SMA/SMK negeri dan sisanya masuk sekolah swasta. Dari 25 kecamatan di Wonogiri, hanya 10 kecamatan yang terdapat SMA negeri, yaitu Kecamatan Wonogiri (3 sekolah), Sidoharjo (1 sekolah), Jatisrono (1 sekolah), Slogohimo (1 sekolah).
Kemudian Purwantoro (1 sekolah), Kecamatan Wuryantoro (1 sekolah), Manyaran (1 sekolah), Girimarto (1 sekolah), Nguntoronadi (2 sekolah), dan Pracimantoro (1 sekolah). Adapun SMA swasta di Wonogiri ada sembilan sekolah yang tersebar di Wonogiri (4 sekolah), Tirtomoyo (1 sekolah), Baturetno (1 sekolah), Giriwoyo (1 sekolah), Manyaran (1 sekolah), Paranggupito (1 sekolah). Total jumlah SMA negeri dan swasta di Wonogiri ada 22 sekolah.
Dibandingkan SMA, jumlah SMK di Wonogiri jauh lebih banyak, yaitu sejumlah 46 sekolah di mana delapan di antaranya SMK negeri. SMK negeri ada di Kecamatan Wonogiri (2 sekolah), Pracimantoro (1 sekolah), Jatiroto (1 sekolah), Puhpelem (1 sekolah), Kismantoro (1 sekolah), Bulukerto (1 sekolah), Giritontro (1 sekolah).
Sementara untuk SMK swasta tersebar di seluruh kecamatan kecuali Jatiroto, Girimarto, Kismantoro, Bulukerto, Karangtengah, Batuwarno, dan Puhpelem. Wakil Kepala Sekolah SMKN 1 Pracimantoro, Bambang, mengatakan jumlah SMK negeri di Wonogiri memang sangat sedikit dibandingkan kebutuhan masyarakat.
Solusi Kekurangan SMA Negeri
Dibandingkan SMA, SMK negeri masih lebih diminati masyarakat di Wonogiri. Menurut dia, setiap tahun peserta didik di SMK negeri selalu memenuhi daya tampung. Bahkan, banyak calon peserta didik yang mendaftar di SMK negeri tetapi tidak lolos seleksi.
“Antusiasme masyarakat untuk sekolah di SMK negeri itu tinggi. Di SMKN 1 Pracimantoro saja, setiap tahun kami pasti menolak puluhan calon peserta didik yang tidak lolos seleksi,” kata Bambang kepada Esposin, Jumat (7/7/2023).
Dia melanjutkan dengan jumlah SMK negeri yang sedikit itu, akhirnya banyak lulusan SMP/MTS yang sekolah di kejuruan swasta. Bambang menjelaskan banyak lulusan SMP/MTS di Wonogiri yang melanjutkan ke sekolah kejuruan karena ingin segera bekerja.
Kepala Cabang Disdikbud VI Jawa Tengah, Sunarno, melalui anggota Staf Seksi SMA/SLB, Lilik Lestari, belum lama ini, mengatakan ada beberapa kecamatan di Wonogiri yang tidak memiliki SMA/SMK negeri. Bahkan SMA/SMK negeri yang ada pun masih terpusat di Kecamatan Wonogiri.
Tetapi hal itu bukan berarti lulusan SMP/MTS di kecamatan yang tidak ada SMK atau SMK negeri itu tidak melanjutkan sekolah. Anak-anak di Wonogiri banyak di antaranya yang melanjutkan sekolah ke SMA/SMK negeri di kecamatan-kecamatan lain.
“Iya memang ada beberapa kecamatan yang tidak memiliki SMA/SMK negeri. Tapi kan mereka bisa mendaftar di sekolah swasta,” kata Lilik. Menurut dia, apabila ada kecamatan yang tidak memiliki SMA/SMK negeri solusinya tidak selalu dengan membangun sekolah negeri.
Selain bisa masuk ke sekolah swasta, anak-anak di kecamatan itu juga bisa mendaftar di sekolah-sekolah negeri di kecamatan lain yang masih masuk zonasi. “Tetapi, sebenarnya kalau ada kecamatan yang benar-benar blank spot, misalnya di Wonogiri di Batuwarno dan Karangtengah, itu bisa diusulkan untuk membangun sekolah negeri. Asal, itu atas prakarsa atau usulan masyarakat. Usulan itu nanti dikaji,” jelasnya.