Esposin, WONOGIRI -- Sebanyak 25 pedagang dari luar daerah yang berjualan di Pasar Bung Karno Kecamatan Baturetno, Wonogiri, menjalani rapid test mandiri, Senin (27/7/2020).
Kegiatan tersebut dilakukan di salah satu fasilitas kesehatan atau klinik swasta di Kecamatan Baturetno. Mereka menjalani rapid test atas kebijakan yang dikeluarkan oleh pengelola pasar.
Promosi Berbagai Program BRI untuk Mendukung Net Zero Emission di 2050
Biaya rapid test ditanggung sendiri oleh para pedagang dengan nilai Rp150.000. Salah seorang pedagang sayur dari Kecamatan Jatiyoso, Kabupaten Karanganyar, Wagino, mengatakan dirinya tidak keberatan untuk mengikuti rapid test secara mandiri.
Gak Cuma Buat Lucu-Lucuan, Ini 5 Tips Jitu Manfaatkan Tiktok untuk Promosi Bisnis
"Saya cari sandang dan pangan di sini. Ketika ada kebijakan yang dikeluarkan pengelola untuk rapid test, saya kerjakan," kata dia kepada Esposin di Pasar Bung Karno, Senin.
Wagino sudah berdagang di Pasar Baturetno sejak 25 tahun lalu. Ia sampai di pasar sekitar pukul 23.00 WIB hingga 01.00 WIB. Kemudian pulang ke Jatiyoso pukul 09.00 WIB pagi.
"Ini kan juga untuk kewaspadaan bersama. Jadi kami juga tidak mempermasalahkan biaya rapid test," kata Wagino.
Kontak Wawali Achmad Purnomo, 4 Petugas KPU Solo Jalani Rapid Test
Apresiasi untuk Kebijakan Pengelola
Koordinator Paguyuban Pasar Bung Karno, Baturetno, Eko Purwanto, mengatakan dirinya mengapresiasi kebijakan wajib rapid test bagi pedagang luar daerah yang dilakukan pengelola pasar."Kegiatan tersebut sangat efektif. Saat ini di berbagai daerah ada pasar yang ditutup sementara, termasuk Pasar Kota Wonogiri. Rapid test tersebut sebagai bentuk antisipasi agar tidak terjadi kasus positig Covid-19 di Wonogiri. Sehingga pasar tetap bisa berjalan," kata dia, Senin.
Cerita Penghuni RSC Sukoharjo: Berkaraoke hingga Olahraga Rutin Bikin Sembuh
Pengelola Pasar Bung Karno Baturetno, Sularno, mengatakan kebijakan wajib rapid test tersebut merupakan respons atas keresahan masyarakat Baturetno tentang masih adanya pedagang luar daerah yang masih berjualan di pasar tersebut.
"Sebenarnya masyarakat ingin para padagang dari luar daerah dilarang berjualan dulu. Tetapi kami punya inisiatif agar para padagang melakukan rapid test sebagai bukti kesehatan," kata dia di ruang kerjanya, Senin.