Esposin, WONOGIRI -- Wonogiri meraih penghargaan sebagai Kabupaten Paling Berkelanjutan di Indonesia. Penghargaan ini diberikan pada acara Anugerah Universitas Indonesia (UI) Green City Metric Rankings tahun 2024 yang diumumkan di Balai Sidang Kampus UI Depok, Kamis (8/8/2024).
UI Green City Metric merupakan pemeringkatan bagi kabupaten/kota di Indonesia di bidang keberlanjutan yang diadakan sejak 2022. Tahun ini, total ada 23 provinsi dan 64 kabupaten/kota di seluruh Indonesia yang berpartisipasi, salah satunya Wonogiri.
Penilaian dalam ajang tersebut dilakukan dalam enam kategori yang dijabarkan dalam 115 indikator. Keenam kategori tersebut adalah Penataan Ruang dan Infrastruktur, Energi dan Perubahan Iklim, Tata Kelola Limbah,Tata Kelola Air, Akses dan Mobilitas, dan Tata Pamong/Governance.
Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Riset dan Inovasi Daerah (Bapperida) Wonogiri, Heru Utomo, mengatakan ini merupakan kali kedua Wonogiri mengikuti ajang tersebut. Tahun lalu Wonogiri hanya berada di peringkat ke-11 pada gabungan kabupaten atau kota.
“Alhamdulillah tahun ini Wonogiri berada di peringkat pertama untuk kategori kabupaten. Kemudian jika dilihat secara kumulatif [gabungan kabupaten dan kota] Wonogiri berada di peringkat ke-5 di bawah Kota Kediri, Kota Madiun, Kota Blitar, dan Kota Semarang,” kata Heru saat dihubungi Esposin, Jumat (9/8/2024).
Selain penghargaan tersebut, kata Heru, Wonogiri juga berhasil meraih prestasi lainnya dalam UI Green City Metric Rankings 2024. Prestasi tersebut yakni menjadi kabupaten paling berkelanjutan di Indonesia dalam kategori Energi dan Perubahan Iklim.
Menurut Heru, kunci sukses Wonogiri menyabet dua penghargaan tersebut adalah hasil kolaborasi yang apik di antara semua pihak. Mulai dari Bupati dan Wakil Bupati hingga masyarakat yang menaruh perhatian dalam mewujudkan Kabupaten Hijau (keberlanjutan).
“UI melakukan penilaian di Wonogiri kurang lebih selama dua bulan hingga Juni kemarin. Data yang kami sampaikan adalah data riil di lapangan ditambah ada bukti berupa data pendukung yang perlu diunggah ke sistem. Jadi memang sangat ketat penilaiannya dan tidak bisa dibuat-buat,” jelas dia.
Dia menambahkan setelah mendapatkan penghargaan ini Pemkab bersama Bupati Wonogiri, Joko Sutopo, tidak akan berpuas diri. Nanti, kata dia, setelah nilai dari masing-masing kategori dan indikator keluar segera dievaluasi mana saja yang menjadi kekurangan Wonogiri.
“Hal ini tentu membanggakan dan bisa jadi sarana memonitor kebijakan-kebijakan yang telah dibuat. Tapi tadi sudah ngobrol dengan Pak Bupati bahwa nanti jika nilainya keluar segera dilakukan evaluasi poin-poin apa saja yang kurang agar bisa diperbaiki ke depannya,” terang dia.