KLATEN — Sejumlah petugas dari Unit Pelaksana Teknis (UPT) Rumah Potong Hewan (RPH) Dinas Pertanian (Dispertan) Klaten menemukan hati ayam terindikasi penyakit Colibacillosis yang dijual di Pasar Masaran, Kecamatan Cawas, dalam inspeksi mendadak (sidak), Jumat (3/5/2013). Kendati demikian, Kepala UPT RPH, Murtopo, menegaskan bahwa hati ayam yang terindikasi penyakit Colibacillosis masih layak dikonsumsi jika dimasak dengan pemanasan di atas 70 derajat celcius. Colibacillosis merupakan penyakit infeksi pada unggas yang disebabkan bakteri Echerichia coli. Penyakit ini dapat menular kepada sesama unggas dan bisa menyebabkan kematian pada unggas. “Penyakit ini tidak menular ke manusia, tetapi konsumen harus tetap waspada jika ingin mengonsumsinya. Lebih baik memilih hati yang lebih sehat,” papar Murtopo. Murtopo menjelaskan tanda-tanda penyakit Colibacillosis ditandai dengan kondisi hati yang berwarna merah pucat. Daging hati yang sehat, kata Murtopo, biasanya berwarna merah tua dan terlihat segar. Menurutnya, munculnya penyakit ini dipengaruhi faktor kebersihan kandang dan tingginya curah hujan. Penularan ke sesama unggas biasanya melalui media makanan dan udara. “Kematian unggas akibat penyakit ini masih menduduki 10 besar. Penyebab kematian unggas paling besar adalah flu burung,” terang Murtopo. Murtopo mengimbau warga membeli daging dengan harga normal. Menurutnya, daging yang dijual dengan harga di bawah normal biasanya cenderung tidak sehat. “Harga daging ayam itu pada kisaran Rp23.000/kg. Sementara daging sapi Rp90.000/kg. Kalau di bawah itu, biasanya daging suntik, gelonggongan, atau sudah mati sebelum disebelih,” tegasnya. Kebanyak pedagang tidak tahu menahu tentang daging yang dijualnya. Mereka mengaku mendapatkan daging itu dari peternak langsung. “Dari sana sudah seperti ini. Saya tidak tahu kalau daging ini ada penyakitnya,” papar seorang pedagang.
Promosi Dukung Perkembangan Industri Kreatif, BRI Gelar Kompetisi Creator Fest 2024