Esposin, KLATEN – Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Klaten mengungkap 124 orang positif HIV di Kabupaten Bersinar sepanjang Januari-Oktober 2023, di mana 12 orang di antaranya berstatus mahasiswa.
Hal itu disampaikan Sekretaris KPA Klaten, Ronny Roekmito, saat ditemui wartawan di sela jalan sehat peringatan Hari AIDS Sedunia di Pemkab Klaten, Jumat (1/12/2023). Ronny menjelaskan jumlah total temuan HIV/AIDS sejak 2007 hingga Oktober 2023 sudah mencapai 1.423 kasus.
Promosi Kisah Klaster Usaha Telur Asin Abinisa, Omzet Meningkat Berkat Pemberdayaan BRI
“Tahun kemarin ada 140 temuan kasus. Tahun ini hingga Oktober 2023 ada 124 temuan kasus. Dari jumlah kasus tahun ini, kami temukan 12 mahasiswa [positif HIV]. Ini yang cukup memprihatinkan,” kata Ronny.
Belasan mahasiswa Klaten yang positif HIV itu berasal kelompok faktor risiko lelaki seks dengan lelaki (LSL). Hal itu berdasarkan deteksi yang dilakukan kelompok dukungan sebaya serta petugas medis. Mereka merupakan warga Klaten dan saat ini menjalani pengobatan di Klaten.
Kasus HIV pada usia pelajar dan mahasiswa belakangan menjadi perhatian di kalangan pegiat KPA Klaten. Hal itu menyusul tren peningkatan kasus HIV pada kelompok usia tersebut.
Pada 2022, ditemukan lima kasus HIV pada kelompok pelajar. Kondisi yang lebih memprihatinkan, kelompok usia tersebut tertular HIV dari perilaku seks menyimpang yakni LSL.
Dari hasil penelusuran KPA Klaten, Ronny menengarai ada komunitas pada kelompok risiko itu. Hal itu terindikasi dari salah satu grup Whatsapp (WA) yang di dalamnya berisi obrolan hingga kencan antarpelaku LSL.
Tergoda Iming-iming Barang
Disinggung penyebab kelompok pelajar dan mahasiswa bisa terlibat dalam LSL hingga terjangkit dan positif HIV di Klaten, Ronny menuturkan dipengaruhi berbagai hal, mulai faktor media sosial hingga lingkungan. Ada pula yang terpengaruh iming-iming gaya hidup mewah.“Ada yang karena diiming-imingi barang, ponsel, dan barang-barang yang menjadi keinginan mereka. Waktu kami gelar sosialisasi, kami sampaikan ke orang tua maupun guru untuk diwaspadai ketika anak tiba-tiba punya ponsel baru dan uangnya banyak,” kata Ronny.
Terkait upaya pencegahan, Ronny mengatakan sosialisasi terus digencarkan dan menyasar ke berbagai kalangan terutama para guru bimbingan konseling. “Kami kumpulkan guru BK mulai dari SMP, SMA, SMK, hingga pengasuh Ponpes. Kami bekali mereka tentang bahaya HIV/AIDS,” kata Ronny.
"Kami sasar ke guru BK karena menurut kami sebagian besar kegiatan anak usia pelajar itu di sekolah. Selain itu, kami sedang merancang sosialisasi melalui tokoh-tokoh muda untuk membantu menggencarkan sosialisasi kami. Karena harus disadari, bahwa kami tidak bisa berdiri sendiri," tambahnya.
Sementara itu, kegiatan jalan sehat yang digelar dalam rangka memperingati Hari AIDS Sedunia digelar KPA Klaten bersama Bagian Kesejahteraan Rakyat Setda Klaten. Tak sekadar jalan sehat, kegiatan itu sekaligus diisi dengan sosialisasi tentang bahaya HIV/AIDS dan LGBT.
Pada kesempatan itu, Bupati Klaten menyerahkan bantuan kepada anak penyandang HIV melalui perwakilan kelompok dukungan sebaya senilai Rp6,5 juta.
Bupati Klaten, Sri Mulyani, mengatakan KPA Klaten terus berupaya dengan kekuatan menekan angka atau kasus HIV/AIDS. “Untuk mengejar target zero kasus AIDS pada 2030, perlu keterlibatan berbagai pihak termasuk masyarakat,” kata Mulyani.