Esposin, SUKOHARJO – Jumlah perantau yang pulang ke kampung halaman di Kabupaten Sukoharjo pada momentum Lebaran 2022 diperkirakan sekitar 200.000 orang. Mereka berasal dari kantung-kantung kaum boro seperti Kecamatan Nguter, Bulu, Weru, Tawangsari, dan sebagian Bendosari.
Pernyataan ini disampaikan Wakil Bupati (Wabup) Sukoharjo, Agus Santosa, saat berbincang dengan Esposin, di Gedung Setda Sukoharjo, Jumat (22/4/2022). Menurut Agus, gelombang mudik para perantau yang pulang ke kampung halaman diperkirakan jauh lebih besar dibanding 2021.
Promosi BRI Dampingi Petani Jeruk Semboro di Jember Terapkan Pertanian Berkelanjutan
Pasalnya, para perantau sudah dua tahun tak bertemu keluarga di kampung halaman. Mereka membatalkan pulang ke tanah kelahiran lantaran pemerintah melarang mudik pada 2020 dan 2021.
Baca juga: Tak Pengin Kena Macet, Perantau Mudik Gasik ke Sukoharjo
Kini, pemerintah memberi pelonggaran dengan mempersilakan masyarakat untuk pulang ke kampung halaman agar bisa merayakan Lebaran bersama keluarga. “Jumlah perantau diperkirakan sekitar 200.000. Ini kisaran kasar, jadi belum pasti. Saya berharap masyarakat tidak bereuforia setelah pemerintah mengizinkan mudik. Saya yakin betul nanti pasti mbludak [perantau yang pulang kampung],” ujar dia, Jumat.
Kantung Kaum Boro
Agus menyebut mayoritas perantau berasal dari wilayah Sukoharjo bagian selatan seperti Kecamatan Nguter, Weru, Bulu, Tawangsari, dan sebagian Bendosari. Wilayah itu merupakan kantung-kantung kaum boro yang mengais rezeki ke luar daerah selama bertahun-tahun.Gelombang mudik dini telah terjadi di sejumlah desa di wilayah Sukoharjo. Para perantau tak ingin terjebak kemacetan panjang di jalur mudik saat menuju kampung halaman.
Baca juga: DKK Sukoharjo Siapkan 3 Posko P3K & Vaksin Selama Mudik 2022, di Sini
“Negara ingin memastikan masyarakat aman. Pengendalian pandemi Covid-19 tetap dilakukan dengan menjalankan protokol kesehatan. Ada syarat mudik seperti menerima vaksin dosis dua maupun booster dan seterusnya,” papar Agus.
Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Sukoharjo, Toni Sri Buntoro, mengungkapkan hal senada. Menurutnya, para perantau menahan kerinduan untuk bertemu kerabat keluarga sejak munculnya pandemi Covid-19 pada Maret 2020. Kini, mereka bakal berduyun-duyun menuju kampung halaman untuk merayakan Lebaran bersama keluarga.
Pemerintah desa/kelurahan diminta proaktif dan mendata identitas perantau yang pulang ke kampung halaman. “Paling tidak melapor ke satgas Jaga Tangga di wilayahnya masing-masing. Sehingga, pengawasannya lebih mudah dan cepat jika ada perantau yang terpapar Covid-19,” kata dia.
Baca juga: Pengamanan Arus Mudik Lebaran Fokus di Kartasura, Ini Sebabnya