WONOGIRI-- Kepala desa (kades) Dlepih, Tirtomoyo, Wonogiri, Sutarno melaporkan lima warganya sendiri ke polisi atas tuduhan pencemaan nama baik.
Lima warga Desa Dlepih yang dilaporkan terdiri atas tiga pria yakni Wd, Wr dan T, serta dua wanita, masing-masing H dan Ju. Mereka dituduh telah menyebut bahwa pelaku dalam video mesum itu adalah sang kades.
Promosi Berbagai Program BRI untuk Mendukung Net Zero Emission di 2050
Camat Tirtomoyo, Teguh Waluyatmo, saat dihubungi Rabu (27/2/2013), membenarkan adanya kasus tersebut. Dia menceritakan kasus itu berawal dari beredarnya video mirip kades setempat pada Desember 2012 atau bersamaan dengan pelaksanaan Pemilihan Kepala Desa (Pilkades) Dlepih.
Sutarno adalah salah satu calon, yang juga mantan kades alias incumbent. Sutarno yang tidak terima membawa persoalan ini ke kepolisian. Namun, Teguh menegaskan pihaknya sebenarnya lebih menginginkan mediasi. Bagaimana pun, tambahnya, perseteruan antara kades dan warganya sendiri sangat disayangkan karena mengancam kondusifitas wilayah.
Dia menambahkan akan terus mengupayakan mediasi, meskipun proses pemeriksaan di kepolisian telah berjalan. "Tetap akan kami usahakan mediasi. Sebenarnya sudah sejak pekan lalu ingin kami laksanakan, tapi waktunya belum ada yang cocok. Kami akan terus upayakan mediasi," kata Teguh.
Warga terlapor lain, H, juga bingung dengan pemanggilan dirinya. Menurut dia, seperti warga lain dirinya hanya tertarik melihat video tersebut karena mendapat kabar dari warga lain, SS dan R, yang menyebut pelaku video itu mirip kades.
Sebenarnya, H seperti warga lain yang diperiksa hari itu, berharap persoalan ini tidak dilanjutkan ke ranah hukum. Menurut H, warga telah meminta Pemerintah Kecamatan Tirtomoyo memfasilitasi mediasi antara mereka dengan kades pekan lalu, namun sampai saat ini mediasi belum terlaksana.
Seperti diberitakan sebelumnya, Kepala Desa Dlepih, Kecamatan Tirtomoyo, Sutarmo menegaskan alasan dirinya melaporkan lima warga desanya lantaran kesal. Sutarmo berang karena penyebaran video yang salah satu pelakunya dikatakan mirip dirinya itu menjatuhkan nama baiknya.
"Komentar-komentar muncul, seperti 'Pimpinan bejat kok dipilih'. Awalnya saya diamkan, tapi ada warga yang mengatakan ke saya, 'Diperlakukan begitu kok diam saja, Pak.' Dari sana saya akhirnya melapor," ungkap Sutarmo, saat dihubungi Esposin, Rabu (27/2/2013).