Esposin, SOLO — Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo menargetkan sistem pembelajaran daring (Spada) dalam waktu 2-3 tahun mendatang. Target tersebut diungkapkan Rektor UNS, Ravik Karsidi, kepada wartawan di sela-sela persiapan Spada di Hotel UNS In di Jl. Ir Sutami Solo, Kamis (16/8/2018).
“Kami target 2-3 tahun mendatang semua mata kuliah masuk dalam Spada,” kata dia. Saat ini, ungkap Ravik Karsidi, jumlah mata kuliah yang masuk dalam Spada masih sedikit, sekitar 137 mata kuliah dari ribuan mata kuliah.
Promosi Berbagai Program BRI untuk Mendukung Net Zero Emission di 2050
Untuk mencapai target tersebut, sambung Ravik, akan ada gerakan satu dosen memasukkan minimal satu mata kuliah ke Spada setiap semester. “Dosen boleh memasukkan lebih dari satu mata kuliah. Bila ini dilaksanakan, dalam waktu 2,5 tahun semua mata kuliah sudah masuk daring,” jelas dia.
UNS Solo telah menginisiasi pembelajaran daring cukup lama, sekitar enam tahun lalu melalui blended learning. Sistem itu menggabungkan pelajaran tatap muka di kelas dan online.
“Kalau dulu blended learning lebih banyak melayani mahasiswa dan dosen UNS, sekarang diubah, bisa diaskses dan digunakan mahasiswa dan dosen universitas lain,” terang dia.
Sebanyak 1.300 mata kuliah yang sudah dalam bentuk blended learning menjadi modal untuk disempurnakan dalam bentuk Spada. Secara bertahap semua fakultas di UNS memasukkan data mata kuliah ke Spada.
“Saat ini fakultas-fakultas meminta dibimbing untuk memasukkan data mata kuliah ke Spada,” ujar Ravik Karsidi.
UNS akan bekerja sama dengan universitas lain yang mempunyai bahan mata kuliah sama dalam Spada. Ravik memperkirakan suatu saat proses belajar-mengajar di kelas semakin berkurang. Mahasiswa tak perlu lagi masuk kuliah karena bahan sudah tersedia secara online.
Dosen bukan lagi satu-satunya sumber belajar karena mahasiswa bisa mendapatkan dari bahan lain, yakni media sosial dan Internet yang sudah tersedia.
“UNS sedang menuju ke sana [pembalajaran daring]. LPPM [Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat] dikembangkan menjadi Learning Resource Center atau pusat sumber belajar. Mudah-mudahan UNS tak ketinggalan dalam perkembangan pembelajaran yang mutakhir [daring],” ujar dia.
Transfer nilai mata kuliah antaruniversitas dimungkinkan melalui Spada karena sudah ketentuan dari Kementerian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemeristekdikti). “Spada ini memfasilitasi, memberikan kemudahaan mahasiswa dalam belajar,” kata Ravik Karsidi.