Esposin, SOLO--Tim Advokasi Difabel (TAD) Solo menggelar uji coba aksesibilitas difabel di Pasar Jongke, Laweyan, Solo pada Senin (15/7/2024) pagi. Uji coba aksesibilitas pagi itu selain dihadiri oleh beberapa difabel netra, difabel daksa, serta perwakilan Dinas Perdagangan (Disdag) Solo.
Baik difabel netra dan daksa menyusuri aksesibilitasnya mulai dari area parkir, pintu masuk gedung, koridor antar kios, hingga toilet di Pasar Jongke.
Salah satu difabel daksa, Sugian Nur, menyampaikan bahwa tidak semua sarana aksesibilitas ramah bagi difabel, terutama difabel daksa. Khususnya bagian pintu masuk gedung Pasar Jongke.
“Pelataran sudah cukup baik. Tapi begitu di pintu masuk ini, saya langsung ‘Allahu Akbar', enggak mungkin bisa [digunakan] kalau ini,” kata dia saat diwawancarai wartawan di Pasar Jongke, Senin (15/7/2024) pagi.
Bagian bangunan yang dimaksud oleh Sugian Nur itu ialah pintu masuk utama ke gedung Pasar Jongke, yang dianggapnya terlalu curam untuk difabel daksa. Sehingga, lanjut dia, terlalu berbahaya untuk dilalui difabel daksa yang menggunakan kursi roda ketika hendak turun dan masuk ke gedung. Begitu pun ketika hendak keluar gedung harus dengan bantuan orang lain.
Ketika sudah berada di dalam gedung, dan hendak naik atau pun turun ke lantai dua, menurut Sugian Nur, tidak ada hambatan karena tangga yang disediakan memiliki kemiringan landai sehingga tidak membutuhkan tenaga lebih dan juga aman.
“Kami ya berharap juga bisa menikmati pembangunan yang dibangun oleh Pemkot [Pemerintah Kota] Solo. Tidak diskriminatif, melibatkan semua pihak saat membangun karena kita kan semua sama-sama. Sama punya hak dan kewajiban,” jelas dia.
Sementara itu, salah satu difabel netra, Muhamad Sobirin, menyampaikan hal yang hampir serupa seperti yang disampaikan oleh Sugian Nur, yakni ada beberapa bagian yang sudah dianggap ramah difabel, sementara sebagian lainnya masih butuh perbaikan, terutama bagi difabel netra di bagian penyeberangan antara area parkir dengan gedung yang tidak ada akses jalur kuning atau guiding block yang bisa membantu difabel netra.
“Untuk menyeberang ke sini tadi [dari area parkir ke depan pintu masuk] agak kesusahan karena gak ada guiding block-nya. Kan tidak semua netra berjalan lurus, ada juga masih belok-belok gitu. Takutnya kalau guiding block-nya terputus malah membahayakan bagi kami,” kata dia saat diwawancarai wartawan di Pasar Jongke, Senin (15/7/2024) pagi.
Lebih lanjut, menurut dia, alangkah lebih baik di pintu masuk gedung juga diberi guiding block, begitu pun dengan dalam gedung, tepatnya di antara tiap-tiap kios.
Ketua TAD Solo, Sri Sudarti, berharap untuk ke depannya, tiap pembangunan sarana dan prasarana umum yang ada di Solo ini melibatkan TAD Solo atau pun komunitas difabel lainnya mulai dari perencanaan, pengawasan pembangunan, hingga uji coba bangunan, karena dengan begitu, bangunan yang didirikan bisa dimanfaatkan untuk semua orang termasuk difabel.
Saat ditanya apakah dalam pembangunan Pasar Jongke, TAD Solo dilibatkan dalam prosesnya, Darti, sapaan akrabnya menjawab tidak dilibatkan, sehingga ada beberapa bagian bangunan yang dianggapnya kurang ramah difabel.
“Secara umum cukup, asal dengan dibantu. Karena kalau mandiri dan harus ke pasar itu enggak bisa,” kata dia saat diminta untuk menilai aksesibilitas bagi difabel di Pasar Jongke yang rencananya diresmikan akhir Juli ini.
Tak hanya itu, Darti juga berharap agar aksesibilitas difabel dibuat dengan bahan yang seharusnya. Karena TAD Solo juga menemukan ada guiding block yang dibuat dari plastik yang menurut Darti bisa mengelupas dan akan membahayakan difabel netra itu sendiri.
“Setalah uji coba ini, kami sudah sampaikan beberapa masukan kepada Disdag Solo, untuk ke depannya ya tergantung dari Disdag,” papar dia.
Kepala Bidang Sarana Distribusi Perdagangan Disdag Solo, Joko Sartono menyampaikan bahwa gedung Pasar Jongke merupakan bangunan dengan hak milik Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (KemenPUPR) dan belum ada serah terima pengelolaan bangunan sehingga Disdag Solo untuk sementara ini hanya bisa menerima masukan TAD Solo untuk kemudian disampaikan ke Kementerian PUPR.
“Catatan minor yang disampaikan teman-teman TAD Solo akan kami sampaikan ke pimpinan kementerian [PUPR] sesegera mungkin. Nanti, insyaallah bisa dipenuhi,” kata dia saat diwawancarai wartawan di Pasar Jongke, Senin (15/7/2024) pagi.
Sementara saat ditanya terkait pintu masuk yang menjadi catatan utama bagi difabel, ia menjelaskan bahwa sebenarnya ada satu pintu lainnya yang bisa diakses oleh difabel yang hendak ke Pasar Jongke selain pintu masuk utama, yakni di sebelah barat gedung. Dan difabel tinggal memilih mau masuk lewat mana, kata dia.