Sragen (Espos)--Belasan istri aktivis menggelar aksi bisu atau tutup mulut di depan Kantor Dinas Bupati Sragen, Senin (26/7), dengan memlester mulut mereka.
Mereka menyatakan keprihatinan dan menuntut empat hal terkait penegakan hukum di Bumi Sukowati. Mereka menggelar spanduk keprihatinan memanjang.
Promosi 3 Tahun Holding UMi BRI, Layani 176 Juta Nasabah Simpanan dan 36,1 Juta Debitur
Beberapa aktivis perempuan yang tergabung dalam Aliansi Perempuan Sragen (APS) sempat memberikan sumbangan sembako kepada keluarga aktivis demo yang ditahan Polres Sragen.
Seorang bocah berusia 10 tahun, Grasefa Alidya Fathonah membacakan puisi karangannya yang berisi kedukaan terhadap ayahnya Taufan Taufik Mahmudi yang sedang menjalani sidang perdana di Pengadilan Negeri.
Bocah yang duduk di bangku kelas V, SDN Jirapan 3, Sragen menginginkan ayahandanya dibebaskan dari berbagai tuntutan.
“Saya bangga dengan ayah yang terus memperjuangkan penegakan hukum di Sragen. Ayah baik dan perhatian kepada keluarga, jadi tidak mungkin ayah berbuat jahat. Saya minta ayah dibebaskan dari segala tuntutan,” ujar Grasefa saat ditemui wartawan di sela-sela aksi.
trh