SOLO—Warga Kota Bengawan mengeluhkan pembagian jatah gratis naik Sepur Kluthuk Jaladara. Mereka menilai pembagian jatah naik kereta api cuma-cuma itu tidak merata.
Promosi Agen BRILink Mariyati, Pahlawan Inklusi Keuangan dari Pulau Lae-lae Makassar
Sejumlah warga yang ditemui “Katanya diberikan gratis. Tapi kami tidak tahu caranya daftar buat naik gratis itu bagaimana?” keluh warga Kadipiro, Fauzi. Ia mengaku sangat berminat naik kereta itu, apalagi gratis. Menurutnya, informasi perjalanan gratis naik Jaladara itu minim sosialisasi. Penilaian senada disampaikan warga lain, Laras. Dia juga mengaku bingung dengan proses pendaftaran naik Jaladara gratis. “Belum tahu daftarnya di mana. Padahal juga ingin naik Jaladara,” tuturnya. Kepala Bidang (Kabid) Angkutan Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika (Dishubkominfo) Solo Indarjo mengaku kesulitan membagi undangan gratis naik Jaladara kepada warga. Dia mengatakan tidak ada aturan baku tentang siapa yang bisa naik kereta uap ini secara cuma-cuma.
“Jadi memang selama ini spontanitas saja ditawarkan seperti pada Car Free Day (CFD). Siapa yang mau naik silakan,” katanya. Untuk itu, ia berencana segera melakukan koordinasi bersama satuan kerja perangkat daerah (SKPD) terkait seperti pemerintah kelurahan dan kecamatan untuk menyikapi persoalan naik Jaladara gratis itu. Pada tahun ini, kuota perjalanan gratis naik Jaladara tinggal 10 kali perjalanan, dari jatah 16 kali setahun. Kuota ini, lanjut dia, 20% dari total perjalanan Jaladara 80 kali. “Yang kami utamakan tetap pemesan seperti rombongan tour. Baru kemudian yang gratis,” ujarnya.
Indarjo menuturkan Pemkot mematok tarif sewa Jaladara Rp3,5 juta sekali jalan. Sesuai banderol itu, selama perjalanan, penumpang disuguhi dengan pelayanan tambahan seperti berhenti di kawasan wisata maupun pusat oleh-oleh. Sedangkan dalam pelayanan Jaladara gratis, Indarjo mengatakan tidak ada pelayanan tambahan. “Kalau warga umum paling butuhnya naik dan berfoto, jadi tak tak ada pemberhentian selama perjalanan,” tukasnya.