Esposin, KARANGANYAR -- Pemerintah Kabupaten atau Pemkab Karanganyar menggenjot capaian vaksinasi booster Covid-19 dengan memanfaatkan momentum pembagian BLT subsidi minyak goreng dan BPNT, Jumat (15/4/2022).
Seperti, pada pencairan bantuan langsung tunai (BLT) subsidi minyak goreng dan Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) di Kelurahan Delingan, Kecamatan Karanganyar, Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah pada Jumat.
Promosi Kisah Perempuan Hebat Agen BRILink Dorong Literasi Keuangan di Medan
Sebelum mencairkan uang bantuan, peserta penerima bantuan harus sudah dinyatakan mendapatkan vaksinasi booster atau dosis ketiga Covid-19. Jika belum, mereka harus mengikuti vaksinasi booster di lokasi yang sudah disediakan.
Baca Juga : Vaksin Booster jadi Syarat Cairkan BLT Minyak Goreng di Karanganyar
Seperti di Kantor Kelurahan Delingan, Kecamatan Karanganyar, warga calon penerima bantuan mengantre di meja vaksinasi yang disediakan Polres Karanganyar. Tidak hanya vaksin booster, Polres Karanganyar juga melayani vaksinasi dosis kedua.
Salah seorang warga penerima bantuan, Ramto, 38, mengatakan baru mengikuti vaksinasi dosis kedua Covid-19. Sehingga sebelum mencairkan bantuan, ia harus mendapatkan vaksinasi booster terlebih dahulu.
Baca Juga : Cairkan Bantuan, Penerima BPNT Sragen Disarankan Vaksin Covid-19 Dulu
“Saya belum divaksinasi booster sejak kemarin-kemarin karena jarak terakhir dengan vaksinasi kedua belum tiga bulan. Sekarang sudah [lebih dari tiga bulan]. Jadi sudah bisa vaksin booster sekaligus ambil bantuan,” ujarnya.
Lurah Delingan, Hendrawan Sritomo, mengatakan vaksinasi booster Covid-19 merupakan program pemerintah yang harus terus ditingkatkan capaiannya. Sehingga, pihak-pihak penyedia vaksin Covid-19 memanfaatkan berbagai momen masyarakat berkumpul untuk menggelar vaksinasi. “Intinya kami membantu pemerintah untuk meningkatkan capaian vaksinasi,” tutur Hendrawan.
Baca Juga : Diawali 2 Kelurahan, BLT Migor dan BPNT di Solo Mulai Disalurkan
Dia mengakui masih banyak masyarakat di wilayahnya belum mendapatkan vaksinasi Covid-19 karena kurang lengkap dalam menerima informasi. “Misalnya, mereka tahunya vaksinasi booster itu bikin panas, bikin badan tidak enak, dan sebagainya. Ini yang membuat mereka enggak vaksinasi booster. Padahal tidak semuanya begitu.”