Klaten (Esposin)--Naas benar nasib pasangan suami isteri (Pasutri) ini, Wahono, 32, dan Wahyu Karsini, 27. Warga Dukuh Gulangan, Desa Ngemplak Seneng, Kecamatan Manisrenggo, Klaten tersebut meregang nyawa setelah terperosok jumbleng di kebun rumahnya, Minggu (1/5/2011).
Kepergian Pasutri itu seketika mengundang keprihatinan warga sekitarlantaran mereka meninggalkan seorang anak semata wayang yang masih berusia 5 tahun, Yuli.
Promosi Agen BRILink Mariyati, Pahlawan Inklusi Keuangan dari Pulau Lae-lae Makassar
“Anak itu sekarang yatim piatu,” kata Camat Manisrenggo, Klaten, Gandung Wahyudi, Minggu.
Informasi yang dihimpun Esposin, pagi hari sekitar pukul 07.00 WIB, Wahyu Karsini hendak ke rumah tetangganya melintasi kebun pekarangan rumahnya. Saat ia menginjakkan kaki di sekitar jumbleng, mendadak area tempat pembuangan kotoran tersebut ambrol.
Seketika itu juga, Wahyu Karsini langsung terperosok ke dasar jumbleng sedalam empat meter. Mendengar teriakan istrinya minta tolong, Wahono langsung berlari dan mencoba menolongnya. Namun, naas benar nasibnya. Kepala keluarga itu malah kehabisan oksigen dan tewas mendahuli istrinya.
Sejumlah tetangga yang mengetahui insiden tersebut, langsung berhamburan dan memberikan pertolongan. Wahyu Karsini memang berhasil dievakuasi dari kubangan jumbleng dan dilarikan ke Rumah Sakit Islam (RSI) Manisrenggo, Klaten. Namun, belum sempat mendapatkan pertolongan, ibu satu anak itu menyusul suaminya ke alam baka.
Jenazah Wahono dan Wahyu Karsini langsung dimakamkan warga di area permakaman desa setempat, Minggu (1/5) sore hari sekitar pukul 15.00 WIB. Pasutri malang itu pergi tanpa sepucuk pesan apapun, selain seorang anak semata wayang yang butuh kasih sayang orang lain.
asa