Esposin, BOYOLALI -- Seratusan unit makam di kompleks permakaman Desa Denggungan, Banyudono, Boyolali, hingga kini belum dibongkar ahli warisnya. Padahal, ahli waris telah menerima uang kompensasi dari pelaksana tol Solo-Kertosono (Soker) selaku pembeli tanah.
Promosi Lestarikan Warisan Nusantara, BRI Dukung Event Jelajah Kuliner Indonesia 2024
Pantauan Esposin di lokasi, makam-makam di Denggungan itu masih utuh dan belum dibongkar. Padahal, tepat di samping makam itu proyek tol sudah berjalan.
Bahkan, untuk persiapan arus mudik dan arus balik, di samping makam itu sudah dicor jalan dengan lebar enam meteran. Rencananya, makam-makam tersebut dipindah ke permakaman umum Desa Denggungan.
Selanjutnya, bekas makam itu akan disulap menjadi jalan tol yang menghubungkan Ngasem, Karanganyar. "Uang kompensasi sudah kami berikan semua. Sekarang tinggal pembongkarannnya oleh ahli waris makam," ujar Ketua Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) pembebasan lahan tol Soker, Waligi, kepada Esposin, Jumat (9/6/2017).
Waligi tak mengetahui alasan persisnya makam-makam itu belum kunjung dibongkar oleh ahli waris. Namun, yang jelas dia memastikan setelah Lebaran makam-makam itu harus dibongkar untuk melanjutkan proyek tol.
"Mungkin masih Bulan Puasa. Jadi pihak ahli waris menanti setelah Lebaran," jelasnya.
Rencana awal, pembongkaran ratusan makam di Denggungan tersebut dilakukan akhir bulan lalu. Selanjutnya, makam-makam itu akan dipindah ke lokasi lainnya yang terdekat dan tak dilintasi tol Soker.
"Kami sudah koordinasi dengan pemerintah desa dan ahli waris. Desa sudah menyediakan lahan pengganti," ujarnya.
Waligi menyebutkan ada 28 ahli waris di kompleks permakaman Denggungan. Setiap ahli waris, kata dia, rata-rata mewarisi empat hingga tujuh makam. Dengan demikian, total makam yang bakal dibongkar mencapai ratusan unit.
"Nilai kompensasi masing-masing unit makam berbeda-beda. Ada yang Rp2 juta karena bangunannya sederhana, ada juga yang sampai Rp4 juta karena bangunan makamnya megah," terangnya.