Klaten (Espos)--Balai Taman Nasional Gunung Merapi (TNGM) merasa kesulitan memantau pendaki yang nekat mendaki ke puncak Gunung Merapi meski larangan pendakian telah di keluarkan.
Kepala Balai Taman Nasional Gunung Merapi (TNGM),Tri Prasetyo, saat dihubungi, Jumat (1/10) mengatakan pihaknya masih mendapatkan laporan tentang adanya aktivitas pendakian di kawasan TNGM.
Promosi BRI Dampingi Petani Jeruk Semboro di Jember Terapkan Pertanian Berkelanjutan
“Sejak tanggal 20 September 2010 jalur pendakian telah ditutup. Minimnya petugas yang ada di pos penjagaan terutama jalur masuk pendakian menjadi kendala untuk mengawasi. Karena satu pos hanya ada tiga penjaga yang mengawasi ribuan hektar kawasan TNGM,”ujarnya.
Bagi pendaki yang ketahuan akan melakukan pendakian, pihaknya memberikan peringatan kepada para pendaki tersebut untuk kembali turun. Langkah ini dilakukan jika pendaki naik melewati jalur di Selo.
Sedangkan untuk jalur masuk Klaten yang melalui Dusun Ndeles, Desa Sukorejo, Kecamatan Kemalang sudah dinyatakan tertutup untuk umum.
“Namun biasanya pendaki yang nakal sering melalui jalur yang tidak resmi. Sehingga mereka luput dari pengawasan petugas, kami tidak bisa berbuat banyak dengan ulah pendaki yang demikian ini. Padahal jika ada resiko saat pendakian kami harus turun langsung untuk menyelamatkan,”tambahnya.
m94