Esposin, SRAGEN -- Nasib jenazah TKI overstayer asal Desa Kebonromo, Ngrampal, Sragen, Ngatini, 39, di Arab Saudi belum jelas. Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) belum memberikan kepastian kapan jenazah Ngatini, 39, dan bayinya yang masih dirawat di Arab Saudi, dipulangkan.
Ngatini meninggalkan dua orang anak yang saat ini berada di Sragen serta seorang bayi berusia tiga bulan yang saat ini masih berada di Arab Saudi. Sebagai TKI, Ngatini mengalami sederet kisah menyedihkan sebelum meninggal dunia, mulai dari tak dapat gaji, bekerja serabutan, ditinggal pergi suaminya, sendirian melawan sakit.
Promosi Kisah Perempuan Hebat Agen BRILink Dorong Literasi Keuangan di Medan
Hal itu diungkapkan juru bicara Jaringan Buruh Migran Indonesia (BMI), Karsiwen, saat diwawancarai wartawan, Rabu (5/2/2015), di Rumah Sakit Islam (RSI) Amal Sehat, Sragen. Karsiwen yang ditunjuk pihak keluarga untuk mengurusi kasus tersebut, mengatakan ia dan keluarga Ngatini belum mendapatkan pernyataan resmi dari Kemenlu ihwal pemulangan jenazah Ngatini serta bayinya, Tiara. Kemenlu hanya mengatakan agar pihak keluarga sabar menunggu proses pemulangan jenazah.
Kendati demikian, Karsiwen alias Iweng ini tetap meminta pemerintah mengusahakan kepulangan jenazah dan anak bayinya yang berusia tiga bulan. “Pemerintah tidak boleh lepas tanggung jawab. Biar bagaimanapun, dia [Ngatini] adalah warga Indonesia. Meskipun Ngatini BMI tidak berdokumen. Ia merupakan satu dari 70.000 BMI tak berdokuman yang seharusnya dipulangkan ke Tanah Air. Apalagi saat ini kondisinya sudah menjadi jenazah,” tegasnya.
Karsiwen juga mengkritik pernayataan salah pejabat Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BNP2TKI) yang dirilis di situs resmi mereka pada, Selasa (4/2/2014). Dalam laman itu, BNP2TKI mengatakan pihak keluarga supaya merelakan jenazah Ngatini dimakamkan di Arab.
Pernyataan tersebut, lanjutnya, merupakan bentuk dari sikap tidak bertanggungjawab pemerintah, khususnya BNP2TKI. Padahal, pemulangan jenazah TKI merupakan kewajiban pemerintah pusat. Disamping itu, sejak mengetahui Ngatini meninggal, pihak keluarga sangat berharap jenazah dipulangkan dengan gratis.