Esposin, SOLO—-Pameran Kearsipan dan Perpustakaan Jawa Tengah 2024 resmi digelar di Graha Wisata Niaga, JI Slamet Riyadi No.275, Kota Solo, pada Senin (10/6/2024). Pameran yang menampilkan ratusan koleksi arsip itu akan berlangsung selama tiga hari, Senin-Rabu (10-12/6/2024).
Pameran yang diadakan oleh Dinas Kearsipan dan Perpustakaan (Arpus) Jawa Tengah (Jateng) itu menghadirkan ratusan koleksi arsip digital maupun non-digital berupa manuskrip, dokumen, buku, dan lainnya.
Promosi Kisah Perempuan Hebat Agen BRILink Dorong Literasi Keuangan di Medan
Terdapat 30 stan yang didukung oleh 18 Dinas Arpus dari kabupaten atau kota seluruh Jateng. Stan menampilkan koleksi arsip yang menggambarkan sejarah seni, budaya, dan politik masing-masing kabupaten/kota.
Misalkan stan Kota Solo menampilkan sejarah perkembangan musik dan sastra. Kota Solo menjadi tempat kelahiran seniman musik berpengaruh Indonesia seperti Gesang Martohartono, sampai Waldjinah. Selain itu Solo memiliki sastrawan ternama seperti W.S Rendra, Sapardi Djoko Damono, hingga Sanie B. Kuncoro.
Lalu di stan Kota Semarang, terdapat dokumen pengangkatan Mohammad Ichsan (1902–1991) menjadi wali kota pertama Semarang. Ia juga merupakan tokoh pergerakan revolusi Indonesia. Dokumen itu ditandatangani tanggal 8 Januari 1945 yang juga menjadi bukti penting berjalannya pemerintahan Kota Semarang.
Kepala Dinas Arpus Jateng, Defransisco Dasilva Tavares mengatakan pameran yang mengangkat tema Best for Future, Authentic, Reflective, Educative, and Inspiration itu baru kali pertama diadakan secara luring setelah sebelumnya digelar daring karena pandemi.
Dia mengatakan pameran itu penting diadakan di tengah perkembangan teknologi informasi. Menurut dia arsip bisa menjadi salah satu sumber informasi yang autentik di tengah arus banjir informasi di sosial media.
“Di tengah informasi yang sangat cepat seperti sekarang ini, arsip menjadi salah satu sumber informasi yang tidak ada di sosial media. Arsip menjadi sumber informasi yang autentik dan terpercaya,” kata dia dalam sambutan, Senin (10/6/2024).
Beberapa sumber informasi yang bisa didapatkan melalui arsip adalah sejarah suatu daerah. Lantaran pentingnya arsip untuk masyarakat, Defransisco menekankan agar arsip yang ada di Dinas Arpus mudah diakses oleh banyak orang.
“Kemajuan teknlogi memungkina alih media arsip dari kertas ke digital, sehingga perlu adanya inovasi yakni mendigitalisasi arsip-arsip itu ke dalam bentuk digital yang mudah diakses,” kata dia.
Dia mengatakan digitalisasi arsip tersebut juga dimaksudkan untuk meningkatkan manfaat arsip dan perpustakaan secara umum bagi masyarakat. Ratusan koleksi arsip itu kemudian dipamerkan untuk masyarakat Jawa Tengah.
“Melalui pameran kearsipan dan perpustakaan kami harapkan masyarakat luas bisa lebih memahami arsip, serta memberikan apresiasi yang baik terhadap sejarah bangsa,” kata dia. Defransisco juga berharap diselenggarakannya pameran tersebut bisa memantik minat baca masyarakat.
Setelahnya, acara dilanjutkan dengan seminar tentang perpustakaan dan kearsipan. Seminar itu diisi oleh Deputi Kepala Perwakilan BI Solo, Aries Purnomohadi; Kepala SMKN 6 Solo, Dwi Titik Irdiyanti; Kepala Perpusdes Puro Sragen, Sri Hartati; Kepala Bisnis Digital Tiga Serangkai, Mufti Anas; Manajer Arsip Digital, Dimas Napitupulu.
Pembahasan dalam seminar tersebut berfokus pada pengembangan perpustakaan untuk meningkatkan literasi di masyarakat. Seperti disampaikan Sri Hartati yang membangun literasi desa melalui Perpustakaan Bukuku Guruku sejak 2009.
“Kebetulan kita sudah menempati lahan 1.009 meter persegi dan luas bangunan 277 meter persegi. Kalau koleksi buku yang sudah kami miliki sekitar 6.000 lebih judul buku. Untuk layanan, kita memiliki layanan mendekat untuk memberi manfaat. Jadi sejak 2012 kita sudah melaksanakan program berbasis inklusi sosial,” kata dia.
Pihaknya juga aktif memberikan layanan literasi seperti di Posyandu. Dia mengatakan sudah terdapat 16 pos baca di desa yang difasilitasi kader literasi. Dia mengatakan kader literasi bertugas untuk mendongeng kepada anak-anak di Posyandu.
“Tugasnya selain meminjamkan buku, juga mendongeng kepada anak-anak di posyandu. Itu yang melakukan adalah ibu-ibu. Ini untuk menghidupkan lagi budaya mendongeng. Sudah berjalan sejak 2014,” kata dia.
Selain itu fasilitas yang sama juga dihadirkan oleh Dwi Titik Irdiyanti di Perpustakaan Wijang SMKN 6 Solo. Dia melengkapi perpustakaan dengan fasilitas yang memadai seperti Internet, area belajar siswa, sampai meeting room. Selain itu juga terdapat pojok baca di setiap sudut sekolah.
“Jumlah koleksi mencapai 3.041 judul dan 5.299 eksemplar. Selain itu ada 3.129 judul pustaka digital untuk melengkapi koleksi bacaan di tempat kami,” kata dia.