Esposin, BOYOLALI – Sebanyak 55 orang meninggal dunia karena kecelakaan lalu lintas di jalanan Boyolali selama 2022. Kemudian, ada 27 orang luka berat dan 1.430 orang menderita luka ringan.
“Ini bukan angka yang kami senang untuk sampaikan akan tetapi inilah data yang ingin kami sampaikan ke masyarakat bahwa tinggi lho angka kecelakaan di Boyolali,” ujar Kasat Lantas Polres Boyolali, AKP Herdi Pratama, kepada wartawan di kantornya, Rabu (4/1/2023).
Promosi Berbagai Program BRI untuk Mendukung Net Zero Emission di 2050
Dengan angka kecelakaan yang ia anggap tinggi, jelas Herdi, artinya kepolisian dan masyarakat harus memberikan perhatian khusus terhadap angka kecelakaan ini.
Menurutnya, tak banyak orang yang sadar jika angka kematian akibat kecelakaan lalu lintas itu lebih tinggi dibanding tindakan terorisme.
“Sebenarnya angka kematian oleh terorisme tidak terlalu tinggi. Namun, menjadi besar karena berita yang ada. Sebenarnya, menurut WHO kematian akibat kecelakaan lalu lintas lebih besar. Sehingga, ini harus menjadi atensi kita bersama untuk mencoba mengurangi angka kecelakaan di Boyolali,” ajaknya.
Selanjutnya, Herdi menyebutkan angka kecelakaan meningkat di akhir-akhir tahun dibanding awal tahun karena faktor mobilitas masyarakat yang meningkat karena diperbolehkannya work from office.
Ia menyebut angka kecelakaan tertinggi pada Agustus dengan 132 kejadian. Paling rendah di bulan Februari dengan 73 kejadian.
Untuk usia yang mendominasi angka kecelakaan, kata Herdi, adalah usia muda 16 – 20 tahun. Ia tak menyebut jumlah pasti, akan tetapi menurutnya faktor penyebab tingginya angka kecelakaan di usia tersebut karena sikap pengemudi yang masih muda.
“Pengemudi yang masih jiwa muda, masih pengen kebut-kebutan, ingin menunjukkan diri. Kami harapkan untuk anak-anak muda jangan sampai karena mengedepankan ego sendiri akhirnya mengorbankan diri sendiri. Sebab anak muda adalah harapan bangsa jangan sampai demi gengsi akhirnya masa depan menjadi runtuh,” kata dia.
Herdi mengungkapkan kepolisian sudah memasang rambu-rambu sementara bersama dengan Dinas Perhubungan (Dishub) Boyolali untuk menekan angka laka lantas. Namun, kepolisian ada niatan untuk memasang rambu permanen.
“Untuk menekan [angka kecelakaan], pertama langkah preemtif yaitu pemberian masukkan kepada para pengemudi. Terakhir pasti langkah gakkum [penegakkan hukum] yang masih belum tertib lalu lintasnya,” ungkap dia.