Esposin, SRAGEN -- Tim Ekspedisi Sukowati Sragen menemukan sebuah yoni berbahan batu andesit putih di pinggir sungai di Dukuh Tunggon, Desa Karangpelem, Kecamatan Kedawung, Sragen, Minggu (11/12/2022). Yoni yang ditemukan berukuran cukup besar, 70 cm x 70 cm dengan ketinggian hampir 1 meter.
Cerat yoni tersebut sudah patah dan tidak ditemukan. Tim Ekspedisi Sukowati yang diinisiasi Yayasan Palapa Mendira Harja Sragen itu semula menelusuri situs cikal bakal Desa Karangpelem.
Promosi 12 Pemain BRI Liga 1 Perkuat Timnas Indonesia di Kualifikasi Piala Dunia
Penelusuran dilakukan lantaran adanya rencana Pemerintah Desa (Pemdes) Karangpelem mengumpulkan bahan-bahan untuk menyusun hari jadi desa. Penelusuran bermula dari kompleks Makam Eyang Sedo di Dukuh Tunggon.
Di kompleks punden desa itu terdapat lima makam yang panjang-panjang. Makam Eyang Sedo Putri merupakan makam paling panjang sampai 6 meter yang membujur dari tenggara sampai arah barat laut. Sedangkan empat makam lainnya panjangnya sekitar 5 meteran, merupakan makam pengikut Eyang Sedo.
“Kami meneliti bebatuan yang ada di seputaran Makam Eyang Sedo. Kemudian salah satu anggota Tim Ekspedisi Sukowati menemukan batu yang terpendam tanah. Setelah dibersihkan tanahnya ternyata sebuah yoni. Kami meminta bantuan petani yang ada di dekat lokasi itu untuk membantu mengeruk tanah di sekitar batu yoni itu hingga terlihat jelas ukurannya,” jelas Koordinator Tim Ekspedisi Sukowati Sragen, Lilik Mardiyanto, saat ditemui Esposin, Minggu siang.
Baca Juga: Batu Berlubang Diduga Bagian Candi Ditemukan di Kebun Jagung Mondokan Sragen
Begitu yoni terlihat jelas, kemudian diukur dengan meteran kecil. Lilik menyebut ukuran lebar dan panjang yoni itu sama 70 cm. Sedangkan tingginya dari permukaan atas yoni sampai dasar yoni hampir 1 meter.
Dia menjelaskan yoni ini tidak diletakkan di altar batu sebagai tempat pemujaan tetapi sepertinya ditanam di tanah karena bagian bawah yoni itu tidak rata.
“Ornamen yoni masih sederhana sehingga menunjukkan masa yang cukup tua. Di bagian bawah itu seperti ada batas bawah yoni yang berornamen. Setelah batas itu tidak ada ornamen lagi. Kalau diukur dari ornamen paling bawah tingginya sekitar 65 cm,” ujarnya.
Lilik menerangkan di bagian tengah yoni ada lubang berbentuk persegi dengan ukuran 18 cm x 18 cm. Kedalaman sementara 30 cm karena masih ada tanahnya di dalam lubang tempat lingga itu. Di kesempatan tersebut, tim juga menemukan batu yang kemungkinan berupa lingga di talut pertanian milik warga setempat.
Baca Juga: Temuan Manusia Solo Tertua di Situs Sambungmacan Sragen
“Ini temuan yoni yang cukup besar bila dibandingkan dengan temuan yoni-yoni di Bumi Sukowati. Kami masih menyelidiki yoni itu berasal dari era kapan. Kami juga konsultasi ke BPCB [Balai Pelestarian Cagar Budaya] Jawa Tengah tentang temuan yoni tersebut,” ujar Lilik.
Dia menjelaskan temuan batu yoni itu dikomunikasikan kepada Kepala Desa (Kades) Karangpelem terpilih, Suwarno, yang akan dilantik Bupati Sragen pada Selasa (13/12/2022) besok. Suwarno turut senang dengan temuan itu. Dirinya bertekad menindaklanjuti temuan itu secepatnya bersama perangkat desa di Karangpelem.