Esposin, WONOGIRI--Acara tilik bayi yang dilakukan 43 warga Dusun Bendungan, Desa Kulurejo, Kecamatan Nguntoronadi, Senin (21/11/2022) malam, berujung petaka.
Minibus KSU Panca Tunggal berpelat nomor AD 1654 BG yang ditumpangi rombongan tilik bayi mengalami kecelakaan tunggal di Desa Bumiharjo, Kecamatan Nguntoronadi, hingga mengakibatkan delapan orang meninggal dunia.
Promosi Berbagai Program BRI untuk Mendukung Net Zero Emission di 2050
Kepala Desa (Kades) Kulurejo, Aris Hartanto, membenarkan seluruh korban meninggal merupakan warganya. Mulanya, kata dia, rombongan warga berangkat dari Desa Kulurejo sekitar pukul 18.30 WIB, menuju Dusun Kepuh Kulon, Desa Bumiharjo, Kecamatan Nguntoronadi.
"Mau tilikan bayi di Desa Bumiharjo naik minibus milik pribadi. Warga yang mau ditiliki sebenarnya warga Dusun Bendungan, tapi sekarang tinggalnya di sana [Bumiharjo]," ujar Aris kepada Esposin, Selasa (22/11/2022).
Baca Juga: Tilik Bayi Berujung Petaka di Gunung Pegat Wonogiri
Seusai acara tilik bayi, warga yang menumpangi minibus bermaksud pulang ke Desa Kulurejo. Namun, menurut Aris, jalan pulang yang dipakai sopir minibus berbeda dengan jalan saat berangkat. Sopir minibus memilih memakai jalan pintas agar segera sampai di jalan raya di selatan Gunung Pegat.
"Minibus berangkatnya masuk lewat gapura desa. Setelah selesai tilikan, sopir memilih jalan pintas yang langsung menuju jalan raya di selatan Gunung Pegat. Sopir sudah diingatkan sebenarnya kalau jalan itu berbahaya, karena menanjak dan licin," terang dia.
Sebelum menanjak, Aris menambahkan tak semua rombongan berjumlah 43 warga naik ke minibus. Beberapa warga memilih berjalan kaki, mengikuti minibus dari belakang. Namun minibus yang mencoba melintasi jalan menanjak tak kuat. Berdasar keterangan yang didapat Aris dari saksi mata, mesin minibus mati lalu tak terkendali. Petaka pun terjadi.
"Minibus nggelondor terus ke belakang, akhirnya jatuh ke kolam di kanan jalan," imbuhnya.
Baca Juga: Berpotensi Terjadi Longsor Susulan, Jalan Lingkar Kota Wonogiri Masih Ditutup
Minibus yang mengalami kecelakaan tunggal itu mengakibatkan delapan orang meninggal dunia.
Aris menyebut delapan korban tersebut merupakan warga Dusun Bendungan, dengan rincian tujuh warga domisili Dusun Bendungan, dan satu warga Bendungan namun saat ini berdomisili di Dusun Sambeng, Desa Kulurejo. Seluruh korban merupakan perempuan.
Berdasar data yang diterima Kades Kulurejo hingga pukul 06.00 WIB, korban kecelakaan tunggal di Nguntoronadi berjumlah 22 orang. "Perinciannya delapan meninggal dunia, 14 luka-luka. Seluruh korban dibawa ke RSUD Wonogiri dan RS Hermina semalam," kata kades.
Kini, delapan korban meninggal telah dibawa ke kediaman masing-masing di Desa Kulurejo. Jasad enam korban rencananya dimakamkan di Taman Pemakaman Umum (TPU) Geneng di Dusun Sambeng, sedangkan dua korban lainnya di TPU Gunung Cilik.