Koordinator pencarian korban dari SAR Wonogiri, Ashari Mursito Wisnu mewakili Ketua SAR Wonogir, H Warseno mengatakan, korban tersangkut rumpun bambu. “Penemuan sekitar pukul 08.45 WIB setelah anggota SAR Wonogiri memulai melakukan pencarian ulang,” jelasnya. Wisnu menceritakan, pencarian hari pertama atau Rabu dilakukan hingga Kamis dinihari sekitar pukul 01.00 WIB. Karena tak menemukan hasil, operasi pencarian dihentikan dan dilanjutkan Kamis sekitar pukul 06.00 WIB.
Promosi Berkat Pemberdayaan BRI, UMKM Ini Optimalkan Produk Bambu hingga Mancanegara
“Sebelumnya tim SAR telah memasang jaring di jarak 300 meter setelah lokasi kejadian untuk mengantisipasi derasnya arus Sungai Bengawan Solo.” Ditambahkan oleh Abenk, personel SAR Wonogiri yang turun melakukan pencarian di hari kedua berjumlah 25 orang. Mereka terbagi dalam empat kelompok dengan satu di antaranya menggunakan sebuah perahu karet.
“Penyapuan pertama dilakukan pukul 06.30 WIB namun belum membuahkan hasil. Satu jam kemudian, saat dilakukan penyapuan kedua, warga di pinggir sungai melihat tubuh korban yang mengapung.” Dijelaskannya, korban telah diserahkan kepada keluarga.
Diberitakan sebelumnya, nasib nahas dialami Wahyu Sukma Agung, 14, Rabu (18/4/2012). Pelajar kelas 2 SMPN 6 Wonogiri itu diketahui tenggelam di Sungai Bengawan Solo wilayah Kedungringin, Kelurahan Giripurwo, Kecamatan Wonogiri atau dekat lokasi Watu Kodok saat bermain dengan dua rekannya. Informasi yang dihimpun Espos, korban bersama dua rekan sebayanya, yakni Rizal dan Fadila, Rabu sore bermain bersama. Awalnya mereka bertiga bermain kambing namun tak berapa lama berubah bermain cebur-ceburan ke sungai.
Korban sendiri, selama ini dikenal oleh warga sekitar tak bisa berenang. Kejadian sekitar pukul 16.00 WIB. Korban menceburkan diri ke sungai dan tenggelam. Melihat rekannya hanyut dibawa arus sungai, kedua temannya-Fadila dan Rizal-berlari ke kampung untuk meminta pertolongan. Warga sekitar yang bergegas ke sungai hanya mendapati tangan korban yang tinggal sepergelangan tangan terangkat ke atas. Bagus dan Mulyono, yang berada di lokasi kejadian, mengatakan selama ini korban tinggal bersama nenekanya yang bernama Rakinah sedang kedua orangtuanya merantau ke Bengkulu. Di lokasi kejadian beredar kabar, korban selamanya jarang bermain di pinggir sungai yang berada di belakang rumahnya. “Dua hari sebelum kejadian korban bermain di pinggir sungai tak seperti biasa,” ujarnya.