Esposin, KLATEN -- Bagian atap salah satu rumah warga di Perumahan Klaten Kencana, Desa Gemblegan, Kecamatan Kalikotes ambrol setelah diguyur hujan dengan intensitas sedang hingga lebat, Minggu (26/2/2023) malam. Salah satu penghuni rumah mengalami luka pada bagian kepala karena tertimpa reruntuhan material.
Berdasarkan informasi yang dihimpun dari BPBD Klaten, peristiwa itu terjadi di rumah milik Sutarmi pada Minggu sekitar pukul 23.13 WIB. Diduga, konstruksi bangunan bagian atap rapuh hingga ambrol setelah diguyur hujan dengan intensitas sedang hingga lebat pada Minggu.
Bagian atap rumah meliputi reng, usuk, serta genting dengan ukuran panjang 3 meter dan lebar 2 meter rusak. Selain itu, penghuni rumah bernama Sutarmi, 64, mengalami luka pada bagian kepala karena tertimpa reruntuhan material. Pemilik rumah langsung dilarikan ke rumah sakit untuk mendapatkan pertolongan.
Salah satu warga perumahan Klaten Kencana, Joko, menjelaskan rumah tersebut dihuni Sutarmi bersama anaknya Ayu.
“Informasinya langsung dibawa pulang setelah mendapatkan perawatan di rumah sakit,” kata salah satu warga Perumahan Klaten Kencana saat dihubungi Esposin, Senin (27/2/2023).
Warga tersebut menjelaskan kondisi atap rumah sudah rapuh. Saat kejadian, Sutarmi sedang menonton televisi di ruangan yang atapnya roboh tersebut.
Hujan dengan intensitas sedang hingga lebat juga mengakibatkan rumah milik Saryono di Dukuh Tanjungrejo, Desa Kiringan, Kecamatan Tulung roboh, Minggu sekitar pukul 18.00 WIB. Konstruksi bangunan diduga rapuh menjadi faktor penyebab rumah roboh.
Rumah tersebut dihuni satu keluarga berisi empat jiwa. Tidak ada korban jiwa maupun anggota keluarga yang diungsikan.
Kerusakan bangunan rumah ditaksir senilai Rp8 juta. Kejadian itu juga menyebabkan kerusakan pada satu sepeda motor dengan nilai kerusakan ditaksir mencapai Rp1,7 juta.
Hujan juga mengakibatkan volume Sungai Dengkeng meningkat hingga terjadi luapan ke permukiman di Desa Planggu, Kecamatan Trucuk. Air mulai menggenangi permukiman sekitar pukul 21.58 WIB dan berangsur surut pada Minggu sekitar pukul 01.30 WIB.
Di Dukuh Tugu Karanganyar, RT 002/RW 002, Desa Planggu, jalang penghubung Desa Planggu dengan Desa Gaden sempat terendam air dengan ketinggian 30 sentimeter hingga 40 sentimeter. Di wilayah Dukuh Tegalan, RT 001 dan RT 002, RW 003, Desa Planggu, air menggenangi jalan permukiman dengan ketinggian sekitar 40 sentimeter dan sawah seluas 3 ha yang ditanami padi.
Selain itu, salah satu rumah warga milik Sri Yani, 60, tergenang air denan ketinggian air pada bagian depan rumah sekitar 50 sentimter, bagian teras 30 sentimeter, bagian dalam rumah 20 sentimeter, bagian barat rumah 130 sentimeter, dan bisa lebih tinggi ketika debit air Sungai Dengkeng terus meningkat. Sri Yani dan keluarga mengungsi ke rumah tetangga ketika debit air Sungai Dengkeng Meningkat.
Di Dukuh Kalinampu, Desa Dukuh, Kecamatan Bayat, satu pohon akasia berdiameter 40 sentimeter tumbang pada Minggu sore. Pohon tumbang menimpa jaringan kabel PLN hingga terputus.
Sebelumnya, BPBD Klaten mengimbau warga tetap waspada terhadap ancaman bencana hidrometeorologi. Sekretaris BPBD Klaten, Nur Tjahjono Suharto, mengatakan ancaman bencana hidrometeorologi seperti banjir, angin ribut, hingga tanah longsor masih mungkin terjadi.
“Kemungkinan terjadinya bencana hidrometeorologi masih mungkin terjadi dalam beberapa pekan ke depan. Kami berpegangan rekomendasi BMKG bahwa sampai pertengahan Maret masih dalam cuaca ekstrem,” kata Nur saat berbincang dengan Esposin, Minggu (26/2/2023).
Lantaran hal itu, Nur mengimbau agar warga tetap waspada ketika terjadi hujan dengan intensitas lebat dan durasi lama terjadi. Apalagi, jika hujan tersebut disertai angin kencang atau petir.
“Ketika keluar rumah dan terjadi hujan deras disertai angin kencang dan petir, kami imbau agar segera mencari tempat perlindungan yang kokoh. Jangan berteduh di bawah pohon tinggi, tiang listrik, atau sesuai yang bisa roboh atau jatuh ketika hujan deras atau angin kencang terjadi,” kata Nur.