Esposin, SOLO -- Kepolisian kembali menetapkan satu orang tersangka terkait aksi kekerasan di wilayah Mertodranan, Pasar Kliwon, Solo, pada Sabtu (8/8/2020) lalu.
Pria berinisial S itu saat ini ditahan di Mapolresta Solo dengan dugaan sebagai penggerak kelompok massa yang melakukan kekerasan di Mertodranan.
Hal itu disampaikan oleh Kapolresta Solo Kombes Pol Ade Safri Simanjuntak saat dijumpai wartawan Selasa (18/8/2020) pagi.
Ingin Punya Uang Nominal Rp75.000? Daftar Online Dulu Ya
Menurutnya, kepolisian tidak menyebutkan angka atau jumlah pelaku yang diminta menyerahkan diri ke polisi. Namun, ia meminta siapa saja yang terlibat untuk segera menyerahkan diri untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya.
"Sejauh ini belum ada yang menyerahkan diri. Tapi sesuai janji, kami akan memproses semua yang terlibat dalam aksi kekerasan itu. Aksi serupa tidak boleh terjadi lagi demi jaminan keamanan kepada masyarakat," ujar dia.
Menurutnya, S merupakan warga Kota Solo yang ditangkap di wilayah Pacitan, Jawa Timur. Tersangka dijerat pasal 160 tentang penghasutan yang mengakibatkan terjadinya kekerasan, dalam hal ini di Mertodranan.
Ngeri! Facebook Bikin Avatar Buat Gantikan Kehadiran Manusia
Kapolresta menjelaskan sehari usai kejadian hingga saat ini, kepolisian telah memeriksa 10 orang terduga pelaku.
Lalu, enam di antaranya telah ditetapkan sebagai tersangka kasus kekerasan di Mertodranan.
Diberitakan, sekelompok orang mendatangi rumah keluarga almarhum Segaf bin Jufri di Mertodranan, Kecamatan Pasar Kliwon, Solo, Sabtu (8/8/2020), sekitar waktu Magrib.
Kelompok itu lalu berusaha membubarkan acara yang ternyata adalah doa bersama rangkaian acara menjelang pernikahan. Tiga orang terluka dalam kejadian itu.
Video penyerangan tersebut beredar di media sosial. Massa yang datang ke lokasi tampak berteriak-teriak dan melempari peserta acara tersebut.
Perwakilan keluarga korban penganiayaan, Memed, beberapa waktu lalu, mengatakan keluarga mengapresiasi kinerja kepolisian dalam menuntaskan kasus rusuh di Mertodranan, Solo, itu.
"Kondisi para korban saat ini masih pemulihan, beberapa anggota tubuh masih bengkak. Tetapi sudah mulai bisa berjalan, kondisi para korban sama," papar dia.