Esposin, SRAGEN — Para pedagang Pasar Janglot, Tangen, Sragen, pada Selasa (5/10/2021) mengadu ke Bupati Sragen Kusdinar Untung Yuni Sukowati supaya ratusan pedagang pasar pagi ditata. Para pedagang pasar pagi itu memadati areal luar Pasar Janglot hingga terminal angkutan umum di utara Pasar Janglot.
Para pedagang Pasar Janglot meminta Bupati supaya fungsi terminal dikembalikan sebagai terminal bukan tempat berjualan.
Promosi 12 Pemain BRI Liga 1 Perkuat Timnas Indonesia di Kualifikasi Piala Dunia
Seorang pedagang Pasar Janglot, Tangen, Sragen yang berinisial J, menyampaikan pedagang pasar pagi berjualan sejak pukul 04.00 WIB. Jumlahnya mencapai ratusan orang. Bahkan, menurut dia, jumlahnya bisa jadi lebih banyak ketimbang pedagang resmi yang berjualan di dalam pasar.
Baca Juga: Sragen Kini PPKM Level 2, Ini Kelonggaran yang Dulu Tak Boleh Dilakukan
Seorang pedagang Pasar Janglot lainnya yang berinisial T, mengusulkan supaya sama-sama adil lebih baik pedagang pasar pagi itu ditarik masuk ke dalam pasar semua. Kalau semua pedagang masuk, kata dia, maka penataan pasar lebih rapi dan tidak ada parkir sembarangan.
Dia mengatakan para pedagang di pasar pagi telah memiliki peguyuban, bahkan ditarik iuran. “Kalau pedagang di dalam pasar belum punya paguyuban. Sekarang bau mau membentuk paguyuban,” katanya.
Baca Juga: Bupati Yuni Janji Buatkan Los Darurat Pedagang Pasar Janglot Tahun Ini
“Dari informasi pedagang, katanya ada penarikan dana atau retribusi atau apa yang nilainya lebih besar daripada nilai retribusi di dalam pasar. Nah, dana itu masuk PAD [pendapatan asli daerah] atau tidak. Kami akan mencoba meluruskan. Inilah gunanya turun ke bawah [blusukan] untuk mendengar sendiri aspirasi pedagang,” ujarnya.
Kepala Disperindag Sragen, Tedi Rosanto, tak berani mengambil keputusan terkait pedagang di terminal. Ini karena pengelolaan terminal bukan wewenang Disperindag tetapi wewenang Dishub.
Baca Juga: Pedagang Harap Sabar, Pasar Tangen Sragen Baru akan Dibangun Tahun 2023